Dry Needling
Sebuah alternatif pengobatan nyeri di Bali Royal Hospital
Nyeri otot merupakan salah satu nyeri yang paling sering kita alami. Salah satu teknik pengobatan yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri adalah dry needling. Dry needling merupakan teknik penusukkan menggunakan jarum monofilamen tipis (jarum akupuntur) pada titik pusat nyeri. Disebut anatomycal accupuntur karena titik penusukan jarum berdasarkan titik anatomi tubuh manusia.
Dry needling biasanya digunakan untuk menangani masalah otot, saraf tepi, untuk penanganan berbagai gejala nyeri yang melibatkan saraf, otot dan tulang rangka (sindrom nyeri neuromuskuloskeletal) pada titik pusat nyeri.
Berkaitan dengan pengurangan nyeri, penyembuhan terjadi pada empat tingkat pusat, yaitu nyeri lokal, nyeri tulang belakang melalui saraf, nyeri batang otak, dan nyeri pada pusat otak yang lebih tinggi.
Kontraindikasi
Kontraindikasi absolut:
1. Pasien dengan fobia jarum suntik
2. Limfedema pada area sekitar penusukkan
3. Reaksi radang pada area sekitar penusukkan
4. Pasien yang menolak tindakan dry needling
Kontraindikasi relatif:
1. Gangguan pembekuan darah
2. Pasien gangguan sistem imun
3. Diabetes
4. Epilepsi
5. Hamil
6. Gangguan psikologi
7. Alergi terhadap bahan jarum
Efek samping
- Nyeri pasca penusukkan
- Didapatkan dalam 1-2 hari setelah prosedur.
Dry needling baru-baru ini menjadi populer digunakan untuk manajemen komprehensif nyeri myofasial. Pengobatan ini murah, minimal invasif, dan risikonya rendah.