Kebutuhan nutrisi otak anak tidak hanya perlu dipenuhi pada usia perkembangan balita (bawah lima tahun). Nutrisi ini juga penting untuk dipenuhi selama masa perkembangan anak 6-9 tahun demi menunjang tumbuh kembangnya.
Menurut sebuah artikel yang dimuat dalam Virtual Lab School, kemampuan berpikir anak pada usia sekolah akan semakin meningkat. Ini karena karena anak banyak bertemu dengan orang baru, pergi ke berbagai tempat baru, dan menemukan banyak hal-hal menarik.
Hal ini menunjukkan kebutuhan nutrisi untuk otak anak juga semakin tinggi. Sebagai orangtua, Anda tentu ingin dapat menunjang perkembangan otak yang sedang dialami anak dengan memberikan makanan yang kaya akan nutrisi yang dibutuhkannya.
Perkembangan otak ini nantinya dapat mendukung perkembangan kognitif anak, perkembangan sosial anak, perkembangan emosi anak, hingga perkembangan fisik anak. Oleh sebab itu, Anda perlu tahu apa saja makanan dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan untuk membantu perkembangan otak agar anak cerdas.
Beberapa nutrisi khusus yang dapat menunjang perkembangan otak anak secara lebih optimal:
1. Omega-3 dan omega-6
Omega-3 dan omega-6 adalah dua jenis asam lemak yang sangat dibutuhkan oleh otak anak. Jika Anda pernah mendengar istilah DHA dan AA, kedua nutrisi tersebut merupakan bentuk lain dari asam lemak omega-3 dan omega-6. Kedua asam lemak ini dapat menunjang perkembangan otak anak menjadi lebih optimal. DHA, yang merupakan bagian dari asam lemak omega-3, dapat membangun 8% dari total berat otak. Hal ini jelas bermanfaat untuk mengoptimalkan fungsi otak anak. Asam lemak omega-3 yang didapatkan dari makanan akan diubah menjadi DHA dengan bantuan enzim delta-4-desaturase.
Sayangnya, anak usia 3 tahun tidak memiliki enzim ini dalam jumlah yang banyak. Itu sebabnya, anak perlu diberikan susu yang tinggi omega 3, 6, dan DHA supaya kecerdasannya semakin meningkat. Selain itu, Anda juga bisa memenuhi asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh otak anak ini dengan memberikan beragam jenis ikan berminyak. Sebagai contoh, ikan berminyak yang termasuk makanan sumber asam lemak omega-3 adalah salmon, makarel, dan sarden. Sementara itu, untuk menambah asupan asam lemak omega-6 anak, Anda bisa memberikannya kacang-kacangan seperti kedelai, almond, dan mete sebagai camilannya.
Saat ini juga tersedia susu untuk anak yang sudah diperkaya dengan kedua nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak anak, yaitu omega-3 dan omega-6. Dengan begitu, ini bisa jadi pilihan praktis untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sehari-hari. Selain untuk mendukung perkembangan otak anak, nutrisi ini juga memiliki manfaat kesehatan lain, salah satunya adalah meningkatkan kadar kolesterol baik di dalam tubuh. Di samping itu, asam lemak omega-3 juga dapat mencegah plak pada pembuluh darah dan mengurangi terjadinya penumpukan lemak di bawah kulit dan yang tersimpan di liver.
2. Zat besi
Selain asam lemak omega-3 dan 6, nutrisi lain yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah zat besi. Dalam masa tumbuh kembangnya, anak memerlukan nutrisi ini untuk meningkatkan kecerdasannya. Sel darah merah membutuhkan asupan zat besi anak untuk mengangkut oksigen ke setiap sel dalam tubuh, termasuk otak. Zat besi inilah yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan fungsi otak anak. Maka itu, penuhi kebutuhan nutrisi anak yang satu ini dengan memberikannya makanan yang kaya zat besi, seperti sereal, nasi, biji-bijian,sumber protein hewani (daging merah), dan kacang-kacangan.
Sayuran berdaun hijau juga bisa Anda berikan kepada anak karena termasuk sumber zat besi, menurut Kids Health. Nutrisi yang baik untuk otak anak ini juga memiliki manfaat kesehatan lain, misalnya penting untuk meningkatkan energi dan sistem imun anak.
3. Kolin
Nutrisi lain yang juga baik untuk membantu meningkatkan fungsi otak anak adalah kolin. Kolin adalah senyawa kimia larut air yang fungsinya mirip dengan vitamin. Kolin ini masih satu keluarga dengan folat dan vitamin B kompleks. Oleh karena masih berhubungan erat dengan folat dan vitamin B, kolin dikenal sebagai mikronutrien yang penting untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh. Tak terkecuali, nutrisi ini juga baik untuk fungsi kognitif dan kekuatan otak anak. Kolin dapat membantu memproduksi DNA sekaligus meningkatkan sinyal saraf di otak anak. Jika aliran sinyal otak anak berkembang secara optimal, perkembangan otak anak pun juga akan lebih maksimal dalam berpikir. Selain itu, kolin juga dapat mengaktifkan asetilkolin yaitu senyawa kimia yang dapat membantu komunikasi antarsaraf dan otot.
Hal ini dapat membuat anak lebih mampu untuk berkonsentrasi dan meningkatkan daya ingatnya. Tidak hanya sebagai nutrisi otak anak, kolin juga bermanfaat untuk membentuk suatu zat yang dapat memindahkan kolesterol pada liver di dalam tubuh.
Jika kekurangan nutrisi ini, mungkin saja terjadi penumpukan kolesterol di dalam liver. Sumber kolin yang paling baik terdapat di telur. Namun, jika ada alergi pada anak terhadap telur, Anda bisa memberikan makanan sumber kolin lainnya seperti hati ayam, daging, salmon, dan susu.
Baca Juga: 6 Cara dan Manfaat Menghabiskan Waktu Bersama Keluarga
4. Vitamin B12
Vitamin B adalah jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh, terutama bagi anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Dari delapan jenis vitamin yang termasuk kategori vitamin B, semuanya sama-sama termasuk ke dalam nutrisi yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak.
Salah satunya adalah vitamin B12 atau kobalamin yang termasuk ke dalam nutrisi paling berperan untuk perkembangan otak agar anak cerdas. Vitamin B12 juga dapat membantu produksi materi genetik tubuh yaitu DNA dan RNA yang berperan penting untuk perkembangan otak anak. Semakin optimal perkembangan DNA dan RNA dalam otak anak, semakin baik pula kemampuan otak anak di masa pertumbuhannya. Anda dapat memberikan si kecil berbagai makanan sumber vitamin B12 seperti telur, tempe, susu kedelai, susu almond, keju cheddar, atau sereal.
Bimbing anak Anda agar ia mau makan makanan bergizi seimbang secara rutin supaya kebutuhan nutrisi untuk perkembangan otak anak terpenuhi. Di samping bermanfaat sebagai nutrisi agar otak anak cerdas, vitamin B12 rupanya juga dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah di dalam tubuh. Saat kadar vitamin B12 di dalam tubuh terlalu rendah, produksi sel darah merah akan terhambat. Hal ini bisa menyebabkan anemia pada anak.
5. Folat
Folat adalah bentuk alami dari vitamin B9 yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Oleh karena itu, nutrisi yang baik untuk perkembangan otak agar anak cerdas ini hanya bisa didapatkan dari makanan. Folat diperlukan untuk membentuk DNA dan menguatkan sistem saraf pada otak anak selama masa pertumbuhannya.
Ajarkan buah hati Anda untuk berani makan sayur bayam dan brokoli untuk mendapatkan manfaat folat yang cukup. Ya, sayuran hijau memiliki kandungan folat yang cukup tinggi sehingga baik untuk perkembangan otak anak. Bila anak susah makan sayur, jangan berkecil hati dulu. Anda masih bisa memenuhi kebutuhan nutrisi untuk meningkatkan kecerdasan anak yang satu ini dengan makanan sumber folat lainnya seperti hati sapi, daging ayam, tempe, dan biji-bijian.
Otak anak perlu didukung oleh nutrisi yang tepat untuk memastikan perkembangannya, terutama di usia sekolah. Pastikan asupan anak Anda sehari-hari kaya akan kalsium, zat besi, asam folat, vitamin B1, B6, dan B12, dan yang terpenting adalah tinggi omega 3 dan 6.
Alhasil, fungsi otak anak Anda akan semakin optimal dan meningkatkan kecerdasannya.
Sumber: hellosehat.com
Baik ayah maupun ibu punya peran yang sama untuk mendidik, merawat, dan menjaga putra-putrinya. Orang tua bukan hanya bertugas mendukung anak dari segi finansial.
Namun, jadwal kerja yang padat kerap menyita waktu sehingga sulit sekali bagi orang tua yang bekerja untuk bisa meluangkan waktunya demi keluarga. Sejumlah orang tua yang bekerja harus pergi sedari pagi dan pulang larut malam, atau bahkan berulang kali tugas ke luar kota.
Kondisi tersebut menyita waktu sehari-hari sehingga amat sedikit waktu yang tersisa untuk bercengkerama dengan anak atau pasangan. Bagaimana cara sederhana agar bisa tetap meluangkan waktu bersama keluarga?
1. Makan bersama
Cobalah untuk meluangkan waktu agar bisa sarapan atau makan malam bersama keluarga. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics, makan bersama keluarga menjaga dan mengembangkan kesehatan mental anak hingga ia dewasa.
2. Bicarakan masalah bersama keluarga
Luangkan sedikit waktu baik saat makan bersama ataupun sebelum tidur untuk mengobrol bersama keluarga. Kebiasaan ini akan membantu anak tumbuh dengan memiliki mekanisme koping yang lebih sehat saat dia memiliki masalah.
Membentuk kebiasaan membicarakan masalah bersama di keluarga juga dapat membantu menghilangkan stres dan menemukan solusi yang efektif. Stres secara signifikan memengaruhi kesehatan fisik, seperti kelelahan, tekanan darah, dan kesehatan jantung. Menurut penelitian dalam The Annals of Behavioral Medicine, ketika seseorang mendiskusikan kesulitan dalam hidup mereka dengan seseorang, maka menjaga denyut nadi dan tekanan darah akibat stres agar tidak meningkat.
Baca Juga: Mengenal Flurona, Infeksi Flu dan COVID-19
3. Mengerjakan PR bersama anak
Menurut penelitian, anak-anak sekolah dasar yang menghabiskan waktu bersama orang tua cenderung berprestasi lebih baik. Karena bersama orang tua, mereka belajar keterampilan komunikasi dan pentingnya pendidikan.
Anda bisa meluangkan waktu sepulang kerja untuk membantu anak belajar atau mengerjakan PR mereka. Bahkan jika Anda hanya bertanya seperti apa hari yang mereka lalui atau apa yang mereka pelajari hari itu, hal tersebut akan bermanfaat bagi perkembangan mental anak. Pertanyaan sederhana tentang keseharian mereka menunjukkan kepada anak-anak betapa Anda peduli pada mereka.
4. Aktivitas fisik bersama
Berkegiatan di luar ruangan seperti olahraga, mendaki, atau berkebun bersama keluarga membantu meningkatkan kebugaran. Anda bisa meluangkan waktu ketika akhir pekan untuk melakukan banyak aktivitas fisik bersama.
Dalam jangka panjang, aktivitas ini bermanfaat untuk kesehatan jantung, otak, hormonal, dan kekebalan tubuh. Berkumpul bersama keluarga juga bisa saling menyemangati untuk menjaga pola hidup sehat.
Anda bisa merancang agenda akhir pekan dengan berkemah, berkebun, memasak, atau bahkan sekadar membersihkan rumah bersama.
5. Perkuat aturan dalam keluarga
Orang tua dan anak-anak dapat membicarakan acara kumpul bersama tanpa harus menunggu libur. Misalnya, Anda bisa membuat aturan tidak ada ponsel selama makan bersama sehingga semuanya hanya fokus di acara makan bersama keluarga.
Membiasakan sarapan, makan malam bersama, belanja bulanan, hingga berkebun setiap minggunya bisa menjadi cara efektif untuk menjadi momen berdiskusi orang tua dan anak-anaknya. Anda juga bisa membiasakan anak untuk selalu merapikan mainan dan buku pelajaran setelah digunakan. Ajak juga anak untuk selalu menjaga kerapihan serta kebersihan kamar tidurnya.
Jika anak sudah berusia 13 tahun ke atas, Anda mulai bisa mengajaknya memasak bersama, menyiapkan peralatan makan, mencuci kendaraan, dan lain sebagainya.
6. Menjadi panutan bagi anak bisa meningkatkan percaya diri
Orang tua adalah guru paling berpengaruh bagi anak. Menghabiskan waktu dengan keluarga, memberi orang tua kesempatan untuk menjadi panutan perilaku yang mereka harapkan dari anak-anak mereka.
Penting bagi anak-anak untuk melihat bagaimana orang tua mereka mengatasi risiko, masalah, dan interaksi sosial. Sehingga usahakan untuk berhenti membandingkan diri Anda dengan orang lain di luar sana.
Menghabiskan waktu bersama akan membangun kepercayaan diri bagi semua anggota keluarga. Anak-anak juga dapat belajar mencintai diri sendiri tanpa merendahkan orang lain dengan melihat bagaimana orang tua menyayanginya.
Sumber: hellosehat.com
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak varian virus penyebab COVID-19 yang bermunculan. Penularan berbagai varian ini juga dikatakan bisa terjadi lebih cepat bila dibandingkan dengan virus aslinya, seperti Omicron yang baru-baru ini mulai merebak. Namun tak cukup sampai di situ, kini muncul lagi istilah baru bernama flurona.
Apa itu flurona?
Bukan varian COVID-19, flurona merupakan gabungan dari kata influenza dan virus corona. Istilah flurona digunakan untuk menggambarkan pasien yang mengalami flu dan COVID-19 secara bersamaan.
Kondisi ini ditemukan pada seorang wanita hamil di Israel yang belum melakukan vaksinasi. Setelah melakukan pemeriksaan untuk kedua virus, ternyata hasil menunjukkan bahwa wanita tersebut positif memiliki keduanya.
Kasus ini merupakan kasus flurona pertama yang didokumentasikan di Israel. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bila kondisi yang sama sudah pernah terjadi sebelumnya, hanya saja belum terdiagnosis.
Memang, flu dan COVID-19 sama-sama penyakit menular yang menyerang sistem pernapasan atas. Infeksi keduanya di saat yang bersamaan sangat mungkin terjadi karena penyebabnya adalah virus yang berbeda. COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, sedangkan penyebab flu adalah virus influenza.
Berdasarkan kasus yang baru dilaporkan dari Israel, wanita yang terkena flurona hanya mengalami gejala ringan dan keluar dari rumah sakit dalam kondisi yang baik.
Kendati demikian, kedua penyakit tersebut juga dapat mengakibatkan kondisi yang serius. Ada beberapa pasien yang harus menjalani rawat inap bahkan sampai mengalami kematian.
Seperti yang terjadi pada penelitian di Timur Laut Iran, di mana virus influenza dapat memperparah COVID-19. Pada penelitian tersebut, terlihat dari 105 pasien COVID-19 yang meninggal, 20% di antaranya mengalami koinfeksi virus influenza.
Selain itu, mengidap flu dan COVID-19 sekaligus dapat meningkatkan risiko komplikasi yang parah, seperti pneumonia dan gagal napas.
Seperti apa gejala flurona?
Baik COVID-19 dan penyakit flu dapat memunculkan tanda dan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang. Intensitasnya juga tidak selalu sama, ada orang-orang yang tidak mengalami gejala, ada pula orang-orang yang mengalami gejala parah.
Umumnya, gejala keduanya meliputi:
- demam,
- batuk,
- sesak napas,
- sakit tenggorokan,
- kelelahan tak biasa,
- hidung tersumbat atau berair,
- nyeri otot,
- sakit kepala,
- muntah,
- diare, serta
- anosmia dan ageusia (hilangnya penciuman dan pengecapan).
Hanya dengan merasakan gejalanya, banyak orang sering mengira bahwa mereka hanya terkena salah satu penyakitnya saja. Maka dari itu, Anda harus memastikan kondisi Anda dengan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui diagnosis yang pasti.
Baca Juga: Infeksi pada Sistem Saraf yang Bisa Fatal Bila Dibiarkan
Vaksinasi sebagai langkah pencegahan flu dan COVID-19
Seperti yang telah disebutkan, flurona dapat menimbulkan gejala yang serius, terutama pada golongan tertentu seperti lansia, orang dengan kondisi tertentu seperti penyakit pernapasan kronis, kanker, atau jantung, ibu hamil dan anak kecil, serta bayi.
Risiko ini juga lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang belum divaksin. Dengan alasan tersebut, maka melakukan vaksinasi menjadi langkah pencegahan yang penting untuk dilakukan.
Vaksin COVID-19 dapat menurunkan risiko gejala berat, rawat inap, dan kematian. Kini vaksin COVID-19 sudah tersedia bagi orang dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas.
Selain vaksin COVID-19, penting juga untuk mendapatkan vaksin influenza. Lagi-lagi, kedua penyakit ini disebabkan oleh virus yang berbeda, tentu vaksin yang diberikan juga berbeda. Vaksin COVID-19 tidak akan melindungi Anda dari flu, begitupun sebaliknya.
Terlepas dari flurona, penyakit flu sendiri juga terkadang bisa menimbulkan gejala yang berat. Penularannya sangat mudah terjadi dari satu orang ke yang lain.
Perlu Anda ketahui, virus influenza berkembang begitu cepat, vaksin tahun lalu mungkin tidak cukup melindungi Anda dari virus tahun ini. Karena alasan ini, Anda perlu mendapatkan vaksin influenza setiap satu tahun sekali.
Salah satu penelitian di Amerika Serikat pada lansia di atas 65 tahun yang dilakukan vaksinasi influenza menunjukkan bahwa peningkatan cakupan vaksinasi influenza sebesar 10% secara statistik berkaitan signifikan dengan penurunan angka kematian COVID-19.
Selain itu, tingkat antibodi juga dapat menurun dari waktu ke waktu. Vaksin influenza secara rutin dapat mengimbangi virus influenza yang beradaptasi dengan cepat.
Anda bisa mendapatkan vaksin untuk flu dan COVID-19 guna cegah flurona di waktu yang sama. Namun, dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk melakukan vaksin flu sebelum memasuki musim flu, yang biasanya terjadi saat musim pancaroba. Maka, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Fokus
Tetap jalani protokol kesehatan
Virus penyebab flurona dapat menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang telah terinfeksi. Anda bisa tertular virus jika menghirup partikel yang mengandung virus dari orang yang sakit saat mereka batuk, bersin, atau berbicara.
Tak hanya itu, penularan juga bisa terjadi melalui sentuhan, misalnya berjabat tangan atau menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi, lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata sendiri tanpa cuci tangan.
Oleh karena itu, perhatikan hal berikut:
- Perkuat imunitas dengan konsumsi makana dan minuman bergizi, berolahraga teratur, serta kelola stress dengan baik.
- Lakukan etika batuk atau bersin yang benar.
- Dalam pencegahan penyakit, bergantung pada vaksin saja tidak cukup. Anda juga harus melakukan langkah pencegahan lain yang dapat menghindari kemungkinan penularan tersebut.
- Lakukan protokol kesehatan secara disiplin, yaitu dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dari orang lain, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas atau bepergian bila tidak diperlukan.
Sumber: hellosehat.com