Bali Royal Hospital
  • Layanan
    • Layanan Medis
      • Layanan 24 Jam
      • Layanan Penunjang Medis
      • Layanan Rawat Jalan
      • Fasilitas Penunjang
      • Layanan Rawat Inap
    • Layanan Unggulan
      • Royal Sport Therapy
    • Layanan Khusus
      • Royal Orthopaedi Services
      • Royal Beauty Clinic
      • Laser Urology & ESWL
      • Hemodialisa
      • Dry Needling
    • International Services
  • Royal Wellness ✨
  • Dokter Spesialis
  • Tarif Kamar Rawat Inap
  • MCU
  • Info
    • Profil RS
    • BROS Mobile
    • Artikel
    • Video
    • Kegiatan & Berita
    • Karir
    • Asuransi Mitra
  • Language: Indonesia
    • Indonesia Indonesia
    • English English
  • Layanan
    • Layanan Medis
      • Layanan 24 Jam
      • Layanan Penunjang Medis
      • Layanan Rawat Jalan
      • Fasilitas Penunjang
      • Layanan Rawat Inap
    • Layanan Unggulan
      • Royal Sport Therapy
    • Layanan Khusus
      • Royal Orthopaedi Services
      • Royal Beauty Clinic
      • Laser Urology & ESWL
      • Hemodialisa
      • Dry Needling
    • International Services
  • Royal Wellness ✨
  • Dokter Spesialis
  • Tarif Kamar Rawat Inap
  • MCU
  • Info
    • Profil RS
    • BROS Mobile
    • Artikel
    • Video
    • Kegiatan & Berita
    • Karir
    • Asuransi Mitra
  • Language: Indonesia
    • Indonesia Indonesia
    • English English
Tetap-Sehat-saat-Musim-Hujan,-Yuk-Simak-Tipsnya!
Link Enlarge

Tetap Sehat saat Musim Hujan, Yuk Simak Tipsnya!

Bali Royal Hospital December 22, 2021 Artikel 0

Ketika peralihan musim menjelang musim hujan, sistem kekebalan tubuh bisa menjadi lebih lemah, sehingga tubuh rentan terserang penyakit. Beberapa penyakit juga menjadi lebih sering muncul dikarenakan kondisi di musim hujan mendukung pertumbuhan virus dan bakteri.

Musim Hujan, Musim Penyakit?

Kelembapan udara yang tinggi saat musim hujan membuat penyebaran kuman melalui udara, misalnya virus influenza, menjadi lebih mudah. Hewan perantara penyakit, seperti nyamuk, juga menjadi lebih mudah berkembang biak.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kadar sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh ditemukan lebih rendah saat musim hujan. Selain itu, kadar vitamin D yang berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh juga mengalami penurunan, akibat kurangnya paparan sinar matahari ketika cuaca mendung. Padahal, sinar matahari diperlukan untuk membantu produksi vitamin D di dalam tubuh.

Faktor-faktor inilah yang membuat tubuh lebih rentan terinfeksi kuman penyebab penyakit ketika musim hujan tiba.

Tips agar Tetap Sehat Selama Musim Hujan

Untuk menjaga tubuh tetap fit dan bisa beraktivitas dengan nyaman selama musim hujan, beberapa tips berikut ini bisa Anda lakukan:

1. Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh

Beberapa makanan memiliki kandungan antioksidan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, contohnya kacang-kacangan serta sayur dan buah, seperti apel, anggur, jeruk, mangga, kurma, brokoli, bawang putih, jahe, tomat, dan ubi. Kandungan antioksidan yang tinggi dapat membantu membersihkan radikal bebas penurun fungsi kekebalan tubuh.

Sayur dan buah juga disarankan untuk dikonsumsi setiap hari, paling tidak setengah porsi makan. Mengonsumi makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dipercaya akan membuat tubuh lebih kuat menghadapi musim hujan.

2. Tetap teratur berolahraga

Selama musim hujan, banyak orang yang menjadi malas untuk keluar rumah, khususnya untuk berolahraga. Padahal, aktivitas fisik dapat memelihara kebugaran tubuh sehingga terhindar dari penyakit.

Beberapa pilihan olahraga yang dapat dilakukan selama musim hujan, antara lain lompat tali, yoga, senam, dan home workout, seperti push-up dan sit-up. Perlu diingat bahwa olahraga sebaiknya dilakukan rutin 3-4 kali per minggu, selama 30-45 menit setiap kali berolahraga. Jangan lupa untuk melakukan pemanasan sebelum memulainya.

Baca Juga: Dampak Konsumsi Minuman Berenergi untuk Jantung Anda

3. Biasakan diri untuk selalu menjaga kebersihan

Menjaga kebersihan diri dapat mengurangi risiko menderita penyakit menular, seperti diare, batuk, dan flu. Cara memelihara kebersihan diri sebenarnya tidak sulit, contohnya rajin mencuci tangan dengan sabun, menggunakan tisu atau sapu tangan untuk menutup hidung dan mulut ketika batuk dan bersin, serta membuang sampah pada tempatnya.

Beberapa perlindungan tambahan juga dapat kita lakukan, misalnya menggunakan masker agar tidak tertular kuman dari orang yang sedang sakit dan menggunakan baju yang hangat bila udara sedang dingin.

4. Hindari gigitan nyamuk

Saat musim hujan, nyamuk lebih mudah berkembang biak. Hal ini menyebabkan risiko terkena demam berdarah menjadi lebih tinggi. Lakukanlah gerakan 3M guna mencegah gigitan nyamuk, yaitu menutup tempat penampungan air, menguras bak air dengan rutin, serta mengubur benda-benda yang dapat menampung air, seperti kaleng dan ember bekas.

Anda juga bisa menggunakan losion antinyamuk ketika beraktivitas di luar rumah, dan tidur menggunakan kelambu, sebagai perlindungan ekstra. Dan ingat, hindari menggantung baju di dalam kamar, agar tidak jadi tempat persembunyian nyamuk.

Nah, itulah empat hal sederhana yang dapat Anda lakukan untuk mencegah sakit selama musim hujan. Dengan mengonsumsi makanan yang sehat, menjaga kebugaran, memelihara kebersihan tubuh dan lingkungan, serta melindungi diri dari gigitan nyamuk, Anda akan lebih siap untuk menghadapi musim hujan.

Share This
Cara-Memadamkan-Sensasi-Terbakar-di-Mulut-setelah-Makan-Pedas
Link Enlarge

Cara Memadamkan Sensasi Terbakar di Mulut setelah Makan Pedas

Bali Royal Hospital December 20, 2021 Artikel 0

Pada saat Anda menggigit cabai, capsaicin akan menempel di reseptor lidah, memunculkan rasa pedas dan sensasi terbakar. Setelah itu, reseptor lidah membawa sinyal ke otak menandakan tubuh menyentuh sesuatu yang panas. Hal ini bisa membuat tubuh berkeringat ketika kepedasan. Rasa pedas yang terasa pun bisa semakin kuat dan tak kunjung hilang.

Untuk mengatasi kepedasan, Anda bisa mengonsumsi beberapa makanan yang membantu menetralkan rasa di lidah.

1. Minum susu

Salah satu cara mengatasi kepedasan yang paling banyak orang coba yaitu minum susu. Susu dianggap dapat meredakan rasa pedas di mulut berkat protein di dalamnya yang disebut kasein.

Kasein dalam susu ternyata bisa membantu memecah capsaicin pada cabai. Pada saat Anda minum susu, kasein akan membantu membersihkan molekul capsaicin yang penuh minyak dan mengambang di sekitar mulut.

Untuk itu, pilihlah jenis susu yang mengandung protein kasein agar bisa mendinginkan rasa membakar di mulut, seperti:

  • susu sapi,
  • yogurt,
  • keju cottage, atau
  • krim asam (sour cream).

2. Makan nasi atau roti

Selain susu, makanan lain yang diklaim mampu menghilangkan rasa pedas yaitu nasi atau roti. Pasalnya, kedua makanan ini termasuk sumber karbohidrat dengan pati yang memberikan sensasi ‘kasar’ di mulut.

Pada saat Anda makan nasi atau roti, reseptor lidah akan menangkap sinyal berbeda. Sensasi kasar yang dimunculkan mengecoh reseptor sehingga tidak lagi mendeteksi rasa pedas di lidah.

Selain itu, makan makanan bertepung dapat membantu menyerap sejumlah capsaicin dan mencegah senyawa ini masuk ke tubuh.

Baca Juga: Penyebab Munculnya Gigi Berlubang

3. Konsumsi madu atau gula

Tahukah Anda bahwa skala Scoville, yaitu ukuran kepedasan makanan, ditentukan berdasarkan jumlah air gula yang dibutuhkan untuk menghilangkan kepedasan?

Air gula ini dapat menghilangkan kepedasan cabai hingga tingkat yang tidak terdeteksi. Itu sebabnya, satu sendok makan atau gula mungkin dapat membantu mengatasi rasa pedas di mulut Anda. Cobalah untuk mencampurkan 1 sendok makan gula ke dalam air atau oleskan madu secukupnya. Hal ini bertujuan melapisi lidah untuk meredakan sensasi terbakar dari cabai.

4. Minum minuman asam

Bagi Anda yang tidak bisa minum susu sapi, jangan khawatir. Alih-alih minum susu, Anda bisa memilih minuman asam sebagai cara mengatasi kepedasan. Begini, capsaicin merupakan molekul basa maka senyawa asam pada air lemon atau jeruk dapat membantu menetralkan aktivitas molekulnya.

Hal ini yang memungkinkan makan atau minum sesuatu yang asam, seperti lemun atau jeruk nipis membantu mendinginkan mulut yang kepedasan. Namun, konsumsilah makanan asam sewajarnya, ya, agar tidak muncul masalah pencernaan.\

Tonton Juga: Tips Makanan Yang Perlu di Hindari oleh Penderita Asam Lambung

5. Memakai minyak zaitun

Cara mengatasi kepedasan yang mungkin tidak terpikirkan oleh Anda yaitu memanfaatkan minyak zaitun. Minyak zaitun atau minyak sayur lainnya mengandung banyak lemak. Hal ini ternyata bisa membantu ‘mencuci’ mulut yang terasa panas dan terbakar. Bila memungkinkan, cobalah memasukkan minyak zaitun ke dalam kulkas agar lebih dingin sebelum dipakai untuk menghilangkan rasa pedas.

6. Makan selai kacang

Sama seperti minyak zaitun, selai kacang mentega (peanut butter) mengandung lemak yang cukup tinggi. Artinya, peanut butter bisa Anda manfaatkan untuk menghilangkan rasa pedas dan panas pada mulut. Tidak hanya itu, kandungan gula pada selai kacang berkontribusi besar dalam mengatasi sensasi terbakar yang dirasakan setelah makan makanan pedas.

7. Konsumsi coklat

Para penggemar coklat mungkin sudah tahu bila makanan pedas bisa diatasi dengan mengonsumsi coklat. Berkat kandungan gula di dalamnya, coklat dianggap sebagai cara mengatasi kepedasan yang tak kalah efektif. Di sisi lain, coklat hadir dalam berbagai bentuk, baik batangan maupun susu. Anda juga bisa memilih susu coklat untuk menghilangkan sensasi terbakar pada mulut.

Susu coklat mengandung kasein, lemak, dan gula yang diklaim dapat meredakan rasa pedas tersebut. Tak heran, susu coklat diklaim sebagai penyelamat di kala mulut terasa panas. Bila cara mengatasi kepedasan di atas tidak kunjung membuahkan hasil dan mulut tetap terasa terbakar, silakan konsultasikan dengan dokter.

 

Sumber: hellosehat.com

Share This
Gingivostomatitis, Infeksi pada Mulut dan Gusi
Link Enlarge

Gingivostomatitis, Infeksi pada Mulut dan Gusi

Bali Royal Hospital December 17, 2021 Artikel 0

Gingivostomatitis adalah penyakit infeksi yang terjadi pada mulut dan gigi. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika ada infeksi virus atau bakteri.

Infeksi pada mulut tersebut bisa menyebabkan munculnya luka, lenting, dan sariawan pada mulut. Luka dan sariawan bisa terbentuk di lidah, bawah lidah, bagian dalam pipi, serta bibir dan gusi.

Salah satu penyebab umumnya adalah kesehatan gigi dan mulut yang kurang terjaga, seperti jarang menyikat gigi.

Gingivostomatitis juga sering kali disebut dengan gingivostomatitis herpetika akut dan primer. Kondisi ini banyak ditemukan pada anak-anak dengan infeksi virus herpes tipe 1 (HSV-1).

Tanda dan gejala gingivostomatitis

Di bawah ini adalah beberapa tanda dan gejala gingivostomatitis.

  • Sakit di area mulut dan gusi
  • Gusi membengkak dan memerah
  • Adanya luka atau lenting di gusi, bibir, lidah, bagian dalam pipi, dan langit-langit mulut
  • Demam
  • Produksi air liur meningkat
  • Bau mulut
  • Nafsu makan menurun
  • Beberapa kasus gingivostomatitis bersifat subklinik, yang artinya penyakit tidak parah dan sulit untuk didiagnosis.

Dalam sebagian kasus, beberapa orang mungkin akan melewati satu waktu merasa demam dan lemas sebelum sariawan muncul.

Penyebab gingivostomatitis

Setidaknya ada lima penyebab umum peradangan dan infeksi pada mulut dan gusi, yakni:

  • infeksi akibat virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1),
  • infeksi bakteri Streptococcus,
  • infeksi bakteri Actinomyces,
  • infeksi coxsackievirus, dan
  • tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik.

Pada anak-anak, infeksi HSV-1 adalah penyebab yang paling banyak ditemukan, dengan sekitar jumlah kasus 90% disebabkan oleh virus tersebut.

Risiko komplikasi gingivostomatitis

Gingivostomatitis yang tidak segera diobati bisa menyebabkan beberapa komplikasi seperti di bawah ini.

1. Infeksi HSV-1 berat

Selain mengenai mulut dan gigi, virus HSV-1 berpotensi menyebar ke bagian mata. Kondisi ini disebut dengan herpes simplex keratitis (HSK).

HSK tak hanya menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman, namun juga berisiko memicu kerusakan mata permanen, bahkan kebutaan.

Biasanya, komplikasi gingivostomatitis yang satu ini banyak terjadi pada bayi dan orang-orang dengan sistem imun tubuh yang buruk.

Baca Juga: Penyebab Munculnya Gigi Berlubang

2. Dehidrasi dan nafsu makan menurun

Sebuah studi dari Journal of Dental Health, Oral Disorders, and Therapy menyebut bahwa 89% anak-anak dengan gingivostomatitis minum lebih sedikit dari biasanya.

Akibatnya, anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi serta kekurangan nutrisi. Gejala-gejalanya dapat meliputi:

  • mulut kering,
  • kulit kering,
  • pusing,
  • merasa lelah,
  • tidur lebih banyak,
  • tidak tertarik dengan aktivitas yang biasanya senang dilakukan, dan sembelit (konstipasi).

Maka itu, untuk mencegah dehidrasi serta kekurangan nutrisi, orang tua harus mengawasi pola makan anak agar kebutuhan nutrisi dan cairannya tetap terjaga.

Diagnosis peradangan gingivostomatitis

Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda secara keseluruhan.

Setelah itu, biasanya dokter akan melakukan diagnosis dengan memeriksa kondisi gigi, mulut, dan lidah Anda. Luka dan sariawan yang ada juga akan diperiksa secara saksama.

Anda biasanya tidak perlu menjalani tes kesehatan apa pun. Namun, dalam beberapa kasus, dokter perlu tahu apakah sariawan disebabkan oleh bakteri atau virus dengan cara tes swab.

Baca Juga: Manfaat Humidifier Untuk Memperlancar Pernapasan

Pengobatan gingivostomatitis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Gingivostomatitis biasanya akan menghilang dalam waktu 2-3 minggu tanpa pengobatan. Dalam sebagian kasus, dokter akan meresepkan obat antibiotik dan membersihkan area infeksi untuk mempercepat penyembuhan.

Jika gigi dan mulut terasa sakit, Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen.

Berikut adalah beberapa perawatan tambahan yang perlu Anda lakukan di rumah:

  • Kumur dengan air hangat yang dicampur dengan 1/2 sendok teh garam, atau obat kumur dengan kandungan hidrogen peroksida sebanyak 2 kali sehari.
  • Konsumsi makanan yang sehat. Untuk sementara waktu, hindari makanan yang terlalu pedas, asin, atau asam. Makanan tersebut dapat memperparah atau mengiritasi luka di mulut.
  • Selalu jaga kebersihan mulut dan gigi dengan sikat gigi dan flossing setiap hari.

Bagaimana cara mencegah kondisi ini?

Menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat mengurangi risiko Anda untuk terkena gingivostomatitis. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang bisa Anda terapkan:

  • Sikat gigi Anda setidaknya 2 kali sehari, terutama sehabis makan dan sebelum tidur.
  • Bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi atau dental floss setiap hari.
  • Periksakan gigi ke dokter gigi secara rutin, yaitu setiap 6 bulan sekali.
  • Cuci tangan dengan air dan sabun mengalir.
  • Menjaga kebersihan peralatan atau perlengkapan yang masuk ke mulut (gigi palsu, retainer, atau alat musik tiup) untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Untuk mencegah infeksi virus HSV-1, hindari kontak wajah atau bibir dengan orang yang terinfeksi. Pastikan Anda juga tidak berbagi peralatan kosmetik, alat cukur, atau alat makan dengan orang yang terinfeksi.

 

Sumber: hellosehat.com

Share This
Link Enlarge

Kamar Operasi

Bali Royal Hospital December 16, 2021 Layanan 24 Jam

Ruang operasi dengan fasilitas lengkap dan mutakhir mampu digunakan untuk operasi-operasi bar dan khusus. Sterelisasi peralatan terjamin dengan adanya pusat sterelisasi modern.
Ruang persiapan operasi dan ruang pemulihan dengan peralatan monitoring terbaru membantu para dokter dan perawat untuk memantau pasien secara maksimal.

  • Ruang Operasi Major
  • 1 Ruang Operasi Minor
  • Ruang Persiapan Operasi (Pre-Operation Room)
  • Ruang Pemulihan (Recovery Room)
  • CSSD (Central Sterile Supply Department)
Share This
Link Enlarge

UGD

Bali Royal Hospital December 16, 2021 Layanan 24 Jam

Unit Gawat Darurat memberikan pelayanan 24 jam bagi pasien yang mengalami kegawatdaruratan medik oleh dokter dengan sertifikasi ATLS (Advanced Trauma Life Support) dan ACLS (Advanced Cardiac Life Support).
Ambulance siap 24 jam yang didukung oleh fasilitas lain seperti Radiologi, Laboratorium, dan Farmasi.

Share This
  • 39
  • 40
  • 41
  • 42
  • 43
  • 44
  • 45

Layanan Unggulan

  • Royal Sport Therapy

Layanan Khusus

  • Royal Orthopaedi Services
  • Royal Beauty Clinic
  • Laser Urology & ESWL
  • Hemodialisa
  • Dry Needling

Informasi

  • BPJS Kesehatan
  • BPJS Ketenagakerjaan

Hubungi Kami

Address: Jl. Tantular No. 6 Renon, Denpasar - Bali
Phone: (+62361) 222 588
Mobile: +6281 33 755 0 555
Fax: +62361 226 051
Email: info@baliroyalhospital.co.id
Website: www,baliroyalhospital.co.id

Powered by: Bali Royal Hospital

Top