Bali Royal Hospital
  • Layanan
    • Layanan Medis
      • Layanan 24 Jam
      • Layanan Penunjang Medis
      • Layanan Rawat Jalan
      • Fasilitas Penunjang
      • Layanan Rawat Inap
    • Layanan Unggulan
      • Royal Sport Therapy
    • Layanan Khusus
      • Royal Orthopaedi Services
      • Royal Beauty Clinic
      • Laser Urology & ESWL
      • Hemodialisa
      • Dry Needling
    • International Services
  • Royal Wellness ✨
  • Dokter Spesialis
  • Tarif Kamar Rawat Inap
  • MCU
  • Info
    • Profil RS
    • BROS Mobile
    • Artikel
    • Video
    • Kegiatan & Berita
    • Karir
    • Asuransi Mitra
  • Language: Indonesia
    • Indonesia Indonesia
    • English English
  • Layanan
    • Layanan Medis
      • Layanan 24 Jam
      • Layanan Penunjang Medis
      • Layanan Rawat Jalan
      • Fasilitas Penunjang
      • Layanan Rawat Inap
    • Layanan Unggulan
      • Royal Sport Therapy
    • Layanan Khusus
      • Royal Orthopaedi Services
      • Royal Beauty Clinic
      • Laser Urology & ESWL
      • Hemodialisa
      • Dry Needling
    • International Services
  • Royal Wellness ✨
  • Dokter Spesialis
  • Tarif Kamar Rawat Inap
  • MCU
  • Info
    • Profil RS
    • BROS Mobile
    • Artikel
    • Video
    • Kegiatan & Berita
    • Karir
    • Asuransi Mitra
  • Language: Indonesia
    • Indonesia Indonesia
    • English English
Kalian-Sering-Menahan-Buang-Air-Kecil,-Hati-Hati-Batu-Ginjal
Link Enlarge

Kalian Sering Menahan Buang Air Kecil, Hati-Hati Batu Ginjal

Bali Royal Hospital June 11, 2021 Artikel 0

Batu ginjal merupakan ‘batu’ kecil yang terbentuk dalam organ ginjal akibat kelebihan natrium dan kalsium. Endapan mineral tersebut tidak dikeluarkan secara teratur melalui urine, sehingga membentuk batu ginjal.

Selain makan dan minum, ekskresi atau pembuangan zat sisa dari dalam tubuh, seperti buang air kecil, juga merupakan suatu kebutuhan biologis manusia. Seperti menunda-nunda makan, menahan buang air kecil pun dapat memicu terjadinya gangguan dalam tubuh. Salah satu gangguan yang kerap terjadi pada orang yang memiliki kebiasaan menahan buang air kecil adalah batu ginjal.

Umumnya batu ginjal berukuran kecil, sehingga dapat dikeluarkan lewat saluran kemih tanpa memicu rasa sakit. Namun, ketika seseorang terlalu sering menunda-nunda buang air kecil, kandungan mineral dan garam di dalamnya justru dapat mengembangkan batu menjadi bentuk yang lebih besar. Batu ginjal dapat berpindah dan tidak selalu berada dalam ginjal.

Baca Juga: Apa benar sering seks bisa hamil dengan cepat?

Perpindahan batu ginjal, terutama yang berukuran besar dapat menyebabkan iritasi saluran kemih. Itulah mengapa deteksi dini terhadap batu ginjal sangat diperlukan, untuk mencegah kerusakan permanen pada fungsi ginjal. Jika sudah dialami, batu ginjal dapat menimbulkan gejala yang sangat menyakitkan. Pada kasus yang masih tergolong ringan, pengidap batu ginjal mungkin saja tidak akan merasakan gejala yang berarti.

Namun, ketika batu sudah semakin banyak, mengiritasi saluran kemih, hingga menyebabkan penyumbatan, ada berbagai gejala menyakitkan yang bisa dialami pengidap batu ginjal. Berikut beberapa di antaranya:

  • Urinary colic, atau sakit luar biasa yang muncul dan hilang pada bagian samping-belakang, kemudian biasanya bergerak ke bagian bawah perut.
  • Sakit pada bagian pinggang, paha, selangkangan, dan area genital.
  • Buang air kecil terasa sakit.
  • Terdapat darah dalam urine.
  • Mual dan muntah-muntah.
  • Meriang atau demam.

Beberapa Hal yang Dapat Memicu Terbentuknya Batu Ginjal

Batu ginjal dapat terbentuk ketika urine atau air kencing mengandung terlalu banyak zat kimia, seperti kalsium, asam urat, sistin, atau strutive (campuran fosfat, magnesium, dan ammonium). Selain sering menahan buang air kecil, melakukan diet tinggi protein tanpa diimbangi konsumsi air misalnya, dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Beberapa hal lainnya yang juga dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal adalah:

  1. Terlalu Banyak Asupan Kalsium
    Faktor risiko batu ginjal selanjutnya adalah terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman dengan kandungan kalsium. Makanan atau minuman yang mengandung banyak kalsium memang disarankan, terutama dalam masa pertumbuhan. Namun, jika dikonsumsi terlalu banyak, kalsium yang masuk ke dalam tubuh akan menumpuk dan memicu terbentuknya batu ginjal, lho. Sebab, sisa kalsium yang tidak diserap oleh tulang dan otot akan dialihkan ke ginjal.Dalam kondisi normal, ginjal akan mengeluarkan kelebihan kalsium tersebut bersama dengan urine. Namun, ketika kalsium yang masuk ke tubuh terlalu banyak, kalsium tersebut kemungkinan akan tetap berada di ginjal dan bergabung dengan produk-produk limbah lain untuk membentuk batu.
  2. Asam Urat Tinggi
    Faktor risiko batu ginjal selanjutnya adalah memiliki kadar asam urat tinggi. Selain kalsium, batu ginjal juga dapat terbentuk ketika mengandung terlalu banyak asam, dan membentuk batu yang bernama batu asam urat. Batu ginjal jenis ini biasanya berisiko tinggi terbentuk pada ginjal orang-orang makan banyak daging, ikan, dan kerang.
  3. Mengalami Infeksi Ginjal
    Orang dengan riwayat infeksi ginjal memiliki risiko cukup tinggi untuk mengalami batu ginjal. Jenis batu yang dapat terbentuk akibat adanya infeksi ginjal adalah batu struvit.
  4. Faktor Genetik
    Batu ginjal juga dapat terjadi karena faktor genetik. Jenis batu ginjal yang biasa dihasilkan dari faktor ini adalah batu sistin, yaitu batu yang terbentuk dari sejenis asam amino yang mengandung sulfur senyawa protein.

Baca Juga: Perlukah setiap hari berhubungan seks untuk bisa hamil?

Referensi:
Halodoc. Diakses pada 2021. Sering Menahan Buang Air Kecil, Hati-Hati Batu Ginjal

Share This
Jika-sering-merasa-lelah,-waspada-kanker-Otak
Link Enlarge

Jika Sering Merasa Lelah, Waspada Kanker Otak

Bali Royal Hospital June 9, 2021 Artikel 0

Coba bayangkan, pusing dan sakit kepala ringan saja terkadang bisa menghambat aktivitas sehari-hari. Apalagi ketika otak kita terserang kanker? Kanker otak umumnya ditandai dengan beragam gejala. Lantas, benarkah sering merasa lelah termasuk gejala kanker otak?

Jika Sering Merasa Lelah? Bisa Jadi Tanda Kanker Otak

Tubuh yang terasa lelah memang wajar terjadi. Namun, ketika kamu terus-menerus merasa kelelahan tanpa sebab dan tidak kunjung membaik, sebaiknya waspada terhadap gangguan kesehatan. Pasalnya, munculnya kanker di bagian otak juga dapat membuat tubuh merasa lelah sepanjang waktu.

Saking lelahnya, pengidap kanker otak bisa tertidur di tengah hari dan kehilangan kemampuan untuk fokus. Kelelahan dapat membuat pengidap kanker otak mudah tersinggung. Meskipun termasuk tanda kanker otak, sering merasa lelah tidak selalu menandakan kanker. Beberapa kondisi lain yang menyebabkan kelelahan seperti penyakit autoimun, kondisi neurologis, dan anemia.

Baca Juga: Fakta, Alpukat Ampuh Turunkan Kolesterol

Kalau kamu merasa lelah sepanjang waktu, sebaiknya periksakan ke dokter untuk dipastikan lebih lanjut. Sebelum memeriksakan diri, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi BROS Mobile. Tinggal pilih dokter di dokter yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.

Tanda Kanker Otak Lainnya

Kehilangan-Memori-pada-otak

Kelelahan adalah hal yang umum dialami seseorang. Gejala kanker otak juga tidak bisa dibatasi karena tubuh yang terasa lelah saja. Gejala kanker otak bisa berbeda pada setiap orang, tergantung pada jenis, ukuran, dan lokasi kanker otak berada.

  1. Mengalami Kejang
    Sel kanker yang tertanam di otak mampu mengacaukan sel-sel saraf di otak, sehingga dapat mengganggu sinyal listrik dan menyebabkan kejang. Kejang terkadang menjadi pertanda awal adanya kanker otak. Meski begitu, kondisi ini juga bisa terjadi pada tahap apa pun. Sekitar 50 persen orang dengan tumor otak mengalami setidaknya satu kali kejang.
  2. Perubahan Suasana Hati
    Kanker otak juga berisiko mengganggu fungsi otak, sehingga memengaruhi kepribadian dan perilaku pengidapnya. Penyakit serius ini juga menyebabkan perubahan suasana hati yang tidak dapat dijelaskan. Kalau dahulu pengidap mungkin individu yang pandai bergaul, kanker otak mampu membuatnya mudah marah. Jika pengidap dulunya orang yang sangat aktif, pengidap bisa tiba-tiba menjadi sangat pasif semenjak kanker menyerang.
    Hal ini mungkin karena kanker telah menyebar ke bagian tertentu dari otak besar, yaitu lobus frontal atau lobus temporal. Perubahan ini dapat terjadi sejak dini, tetapi kamu juga bisa mendapatkan gejala ini dari kemoterapi dan perawatan kanker lainnya.
  3. Kehilangan Memori
    Masalah memori juga bisa muncul ketika kanker telah menyebar ke lobus frontal atau temporal. Akibatnya, pengidap kanker akan lebih sulit berkonsentrasi dan lebih mudah diganggu. Mereka sulit ketika diminta membuat keputusan dan sering bingung dengan hal-hal yang sederhana. Lama kelamaan, pengidap kanker otak tidak dapat melakukan banyak tugas dan mengalami kesulitan dalam merencanakan apa pun.

Baca Juga: Resep Jus untuk Bantu Meningkatkan Sistem Imun Tubuh

Nah, itu beberapa gejala umum dari kanker otak. Ingat, kelelahan tidak selalu menjadi tanda dari kanker otak. Hal yang terpenting, segeralah temui dokter bila kelelahan yang kamu alami tidak kunjung membaik.

Referensi :
Halodoc. Diakses pada 2021. Sering Merasa Lelah, Waspada Kanker Otak

Share This
Gemar-Minum-Kopi,-Hati-Hati-Insomnia!---bali-royal-hospital
Link Enlarge

Gemar Minum Kopi, Hati-Hati Insomnia!

Bali Royal Hospital June 7, 2021 Artikel 0

Kopi adalah salah satu jenis minuman yang mengandung kafein. Dalam 100 gram kopi biasa atau es kopi terdapat sekitar 40 miligram kafein di dalamnya, sementara itu pada espreso terdapat 212 gram kafein. Kafein tidak hanya dapat ditemukan dalam kopi, tetapi juga di dalam teh, cokelat, dan beberapa minuman ringan.

Kafein adalah jenis obat stimulan yang bekerja dengan menghambat kerja adenosine receptor dalam tubuh. Adenosine adalah senyawa yang membuat kita merasa kantuk. Oleh karena itu, mengonsumsi kopi dalam jumlah banyak atau beberapa jam sebelum jam tidur normal dapat membuat kamu terhindar dari rasa kantuk.

Setelah kamu mengonsumsi kopi, maka efeknya akan terasa 30 hingga 60 menit setelahnya. Kandungan kafein dalam kopi dapat bertahan setengahnya di dalam tubuh 3 hingga 5 jam, dan sisanya bertahan dalam waktu yang cukup lama, yaitu 8 hingga 14 jam. Hal ini yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia akibat konsumsi kopi.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Memelihara Organ Pencernaan Anda

Oleh karena itu, kamu yang tidak terbiasa mengonsumsi kopi sebaiknya menghindari minuman ini saat menjelang tidur. Para ahli mengatakan batasan yang aman minum kafein adalah sekitar 250 miligram per hari, agar tidak terjadi efek samping yang tidak diinginkan.

Namun, kamu juga pasti pernah menemukan bahwa seseorang bisa jadi tidak merasakan efek dari kafein sama sekali. Sebab kondisi tiap-tiap orang yang berbeda yang menyebabkan hal ini terjadi, ini faktor yang memengaruhi efek kafein pada tubuh seseorang:

  • Faktor usia, banyak penelitian yang mengatakan kafein dalam kopi berdampak buruk jika diberikan kepada anak kecil. Selain itu, ada penelitian yang menyebutkan bahwa umur yang semakin bertambah membuat seseorang semakin sensitif terhadap kafein.
  • Faktor genetik. Beberapa sumber mengatakan genetik membuat metabolisme kafein dalam tubuh menjadi tidak sama antar individu.
  • Kebiasaan mengonsumsi kafein. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang terbiasa mengonsumsi kopi akan merasakan dampak kafein yang lebih sedikit, daripada mereka yang jarang minum kopi.
  • Waktu mengonsumsi. Konsumsi kafein yang mendekati waktu tidur mempunyai potensi dampak terhadap gangguan tidur yang lebih besar.

Cara Mengatasi Insomnia Setelah Minum Kopi

Cara-Mengatasi-Insomnia-Setelah-Minum-Kopi

Apabila suatu hari kamu harus tidur lebih awal karena harus memulai aktivitas di pagi hari, maka ini cara untuk mengatasi insomnia akibat minum kopi yang dapat kamu praktikan:

  1. Ciptakan suasana tenang di kamar. Kamu wajib membuat tempat tidur bebas dari handphone, laptop, dan gadget lainnya. Jika kamu masih merasakan ketidaknyamanan karena bunyi-bunyian lain, kamu dapat memutar CD atau kaset berisi bunyi-bunyian yang menenangkan atau sering disebut ‘white noise’ seperti suara ombak di pantai atau hembusan angin menerpa pohon pinus di pegunungan. Jangan lupa untuk menyalakan air humidifier dengan aroma lavender yang terbukti membuat kondisi kamar, semakin nyaman dan membuat kamu mudah tertidur.
  2. Lakukan gerakan ringan. Untuk menghilangkan dampak kafein di dalam tubuh, kamu dapat melakukan gerakan-gerakan ringan seperti push up atau jumping jacks. Namun, pastikan untuk tidak berlebihan karena dapat membuat kamu merasa tidak nyaman dan semakin sulit tidur.
  3. Minum segelas susu hangat. Segelas susu hangat mengandung triptofan, yakni sejenis protein yang di dalam tubuh dapat diubah menjadi hormon serotonin dan melatonin. Kedua hormon ini dibutuhkan untuk menghadirkan rasa kantuk.

Itulah pembahasan tentang insomnia akibat konsumsi kopi yang perlu kamu ketahui. Memang benar ada banyak manfaat dari konsumsi minuman pahit ini bagi tubuh, tetapi harus dalam takaran yang tepat.

Baca Juga: Kebiasaan Nonton TV Hingga Larut Malam Tingkatkan Risiko Diabetes

Cara terbaik untuk mencegah insomnia adalah menghentikan konsumsi kafein untuk sementara waktu. Namun, jika gangguan tidur ini sudah cukup parah, segera periksakan diri ke dokter. Kamu bisa booking dokter melalui aplikasi BROS Mobile. Yuk, download BROS Mobile di Google Play.

Referensi:
Halodoc. Diakses pada 2021. Gemar Minum Kopi, Hati-Hati Insomnia!

 

Share This

Selamat Hari Lansia Nasional

Bali Royal Hospital May 29, 2021 Event 0

Share This

Selamat Hari Kebangkitan Nasional

Bali Royal Hospital May 20, 2021 Event 0

Share This
  • 50
  • 51
  • 52
  • 53
  • 54
  • 55
  • 56

Layanan Unggulan

  • Royal Sport Therapy

Layanan Khusus

  • Royal Orthopaedi Services
  • Royal Beauty Clinic
  • Laser Urology & ESWL
  • Hemodialisa
  • Dry Needling

Informasi

  • BPJS Kesehatan
  • BPJS Ketenagakerjaan

Hubungi Kami

Address: Jl. Tantular No. 6 Renon, Denpasar - Bali
Phone: (+62361) 222 588
Mobile: +6281 33 755 0 555
Fax: +62361 226 051
Email: info@baliroyalhospital.co.id
Website: www,baliroyalhospital.co.id

Powered by: Bali Royal Hospital

Top