Bali Royal Hospital
  • Layanan
    • Layanan Medis
      • Layanan 24 Jam
      • Layanan Penunjang Medis
      • Layanan Rawat Jalan
      • Fasilitas Penunjang
      • Layanan Rawat Inap
    • Layanan Unggulan
      • Royal Sport Therapy
    • Layanan Khusus
      • Royal Orthopaedi Services
      • Royal Beauty Clinic
      • Laser Urology & ESWL
      • Hemodialisa
      • Dry Needling
    • International Services
  • Royal Wellness ✨
  • Dokter Spesialis
  • Tarif Kamar Rawat Inap
  • MCU
  • Info
    • Profil RS
    • BROS Mobile
    • Artikel
    • Video
    • Kegiatan & Berita
    • Karir
    • Asuransi Mitra
  • Language: Indonesia
    • Indonesia Indonesia
    • English English
  • Layanan
    • Layanan Medis
      • Layanan 24 Jam
      • Layanan Penunjang Medis
      • Layanan Rawat Jalan
      • Fasilitas Penunjang
      • Layanan Rawat Inap
    • Layanan Unggulan
      • Royal Sport Therapy
    • Layanan Khusus
      • Royal Orthopaedi Services
      • Royal Beauty Clinic
      • Laser Urology & ESWL
      • Hemodialisa
      • Dry Needling
    • International Services
  • Royal Wellness ✨
  • Dokter Spesialis
  • Tarif Kamar Rawat Inap
  • MCU
  • Info
    • Profil RS
    • BROS Mobile
    • Artikel
    • Video
    • Kegiatan & Berita
    • Karir
    • Asuransi Mitra
  • Language: Indonesia
    • Indonesia Indonesia
    • English English
Kebiasaan-Nonton-TV-Hingga-Larut-Malam-Tingkatkan-Risiko-Diabetes
Link Enlarge

Kebiasaan Nonton TV Hingga Larut Malam Tingkatkan Risiko Diabetes

Bali Royal Hospital December 10, 2020 Artikel 0

Faktor gaya hidup menjadi faktor utama peningkatan jumlah penderita diabetes di seluruh dunia. Selain hidup kurang gerak dan konsumsi makanan tinggi kalori sehingga menyebabkan kegemukan, ternyata kebiasaan nonton TV di malam hari hingga larut malam juga meningkatkan risiko diabetes atau memperburuk kondisi diabetes.

Cahaya Biru Elektronik Membangkitkan Rasa Lapar

Cahaya-Biru-Elektronik-Membangkitkan-Rasa-Lapar

Diabetes tipe 2 tidak datang tiba-tiba, namun diawali dengan kondisi yang disebut resistensi insulin. Ini adalah suatu kondisi ketika sel-sel tubuh tidak merespon dengan baik terhadap hormon insulin. Resistensi insulin adalah faktor pendorong yang menjadi awal diabetes tipe 2, diabetes gestasional, dan pradiabetes.

Banyak penyebab terjadinya resistensi insulin. Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa kebiasaan melihat layar elektronik yang memancarkan sinar biru dalam waktu lama di malam hari bisa meningkatkan resistensi insulin sehingga menempatkan seseorang pada risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Dan, bagi yang sudah memiliki diabetes tipe2, bisa memperburuk kondisinya.

Paparan sinar biru yang berasal dari perangkat elektronik di malam hari diduga dapat meningkatkan rasa lapar dan mengubah metabolisme seseorang. Melalui penelitian ditemukan bahwa rasa lapar akan muncul 15 menit setelah terpapar cahaya biru, yang bisa berasal dari televisi, laptop, maupun ponsel, dan bertahan hingga dua jam setelah makan. Paparan cahaya biru juga menurunkan rasa kantuk dan meningkatkan resistensi insulin.

Dari temuan ini kemudian peneliti menyimpulkan bahwa mereka yang terpapar cahaya biru memiliki kadar glukosa darah yang lebih tinggi dan respons insulin yang lebih rendah.

Dalam studi lain yang diterbitkan di Library of Medicine, paparan cahaya biru ternyata bisa mengubah fungsi metabolisme pada orang dewasa dengan berat badan normal. Orang yang banyak menghabiskan malam dengan menonton televisi atau main handphone memiliki nilai puncak glukosa yang lebih tinggi secara signifikan, dibandingkan orang yang tidur dengan cahaya redup.

Baca Juga : 7 Manfaat Yoga untuk Pria

Cara Mencegah Resistensi Insulin

Resistensi insulin adalah awal dari diabetes tipe 2. Kondisi ini ditandai dengan berkurangnya kemampuan sel untuk merespons insulin yang mengangkut glukosa keluar dari aliran darah dan masuk ke sel-sel tubuh.

Akibatnya kadar gula tetap tinggi di dalam darah dan ini ditangkap otak dengan mengeluarkan lebih banyak insulin. Akibatnya terjadi peningkatan rasa lapar, tekanan darah tinggi, dan penambahan berat badan.

Namun, resistensi insulin belum bisa disebut diabetes. Biasanya, dokter menyebut kondisi tersebut sebagai prediabetes. Prediabetes adalah salah satu kondisi saat gula darah sudah di atas ambang normal, namun belum cukup tinggi untuk dikatakan diabetes.

Belum terlambat untuk menghindari diabetes bagi yang sudah mengalami resistensi insulin. Laporan dari American Heart Association menunjukkan bahwa setiap orang bisa menurunkan risiko diabetes tipe 2 dengan mengubah gaya hidup, khususnya menurunkan berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik, seperti olahraga.

Sumber : guesehat.com

Share This

Cara Penanganan Cedera Ringan dengan Metode R.I.C.E

Bali Royal Hospital December 8, 2020 video 0
Share This

Metode Grounding untuk Mengatasi Cemas dan Depresi

Bali Royal Hospital November 27, 2020 video 0
Share This

Tips Meningkatkan Stamina Tubuh Ibu Hamil di Saat Pandemi

Bali Royal Hospital November 27, 2020 video 0
Share This

Rapid Test Covid-19

Bali Royal Hospital November 18, 2020 News, Promo 0

Hi, sobat BROS⁣⁣⁣⁣
Sesuai dengan surat edaran Kementerian Kesehatan RI, tentang batasan tertinggi pemeriksaan Rapid Test. Bali Royal Hospital menyesuaikan harga dengan biaya Rp150.000,-.⁣⁣⁣⁣Promo-Rapid-Test-Update-11-Desember-2020

Share This
  • 57
  • 58
  • 59
  • 60
  • 61
  • 62
  • 63

Layanan Unggulan

  • Royal Sport Therapy

Layanan Khusus

  • Royal Orthopaedi Services
  • Royal Beauty Clinic
  • Laser Urology & ESWL
  • Hemodialisa
  • Dry Needling

Informasi

  • BPJS Kesehatan
  • BPJS Ketenagakerjaan

Hubungi Kami

Address: Jl. Tantular No. 6 Renon, Denpasar - Bali
Phone: (+62361) 222 588
Mobile: +6281 33 755 0 555
Fax: +62361 226 051
Email: info@baliroyalhospital.co.id
Website: www,baliroyalhospital.co.id

Powered by: Bali Royal Hospital

Top