Bali Royal Hospital
  • Layanan
    • Layanan Medis
      • Layanan 24 Jam
      • Layanan Penunjang Medis
      • Layanan Rawat Jalan
      • Fasilitas Penunjang
      • Layanan Rawat Inap
    • Layanan Unggulan
      • Royal Sport Therapy
    • Layanan Khusus
      • Royal Orthopaedi Services
      • Royal Beauty Clinic
      • Laser Urology & ESWL
      • Hemodialisa
      • Dry Needling
    • International Services
  • Royal Wellness ✨
  • Dokter Spesialis
  • Tarif Kamar Rawat Inap
  • MCU
  • Info
    • Profil RS
    • BROS Mobile
    • Artikel
    • Video
    • Kegiatan & Berita
    • Karir
    • Asuransi Mitra
  • Language: Indonesia
    • Indonesia Indonesia
    • English English
  • Layanan
    • Layanan Medis
      • Layanan 24 Jam
      • Layanan Penunjang Medis
      • Layanan Rawat Jalan
      • Fasilitas Penunjang
      • Layanan Rawat Inap
    • Layanan Unggulan
      • Royal Sport Therapy
    • Layanan Khusus
      • Royal Orthopaedi Services
      • Royal Beauty Clinic
      • Laser Urology & ESWL
      • Hemodialisa
      • Dry Needling
    • International Services
  • Royal Wellness ✨
  • Dokter Spesialis
  • Tarif Kamar Rawat Inap
  • MCU
  • Info
    • Profil RS
    • BROS Mobile
    • Artikel
    • Video
    • Kegiatan & Berita
    • Karir
    • Asuransi Mitra
  • Language: Indonesia
    • Indonesia Indonesia
    • English English

Ini 4 Fakta tentang Penyakit Rabies

Bali Royal Hospital June 16, 2023 Artikel 0

Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan pada manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Penyakit ini sering disebut juga penyakit anjing gila, karena anjing yang terinfeksi rabies bisa menunjukkan perilaku seperti “anjing gila”.

Rabies juga tergolong penyakit berbahaya yang sudah banyak menelan banyak korban jiwa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 59000 orang di dunia meninggal akibat rabies setiap tahunnya. Yuk, simak fakta seputar rabies berikut ini agar kamu bisa mewaspadai penyakit tersebut:

1.Rabies Menyerang Sistem Saraf Pusat

Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus sejenis Lyssavirus. Virus rabies menyerang sistem saraf pusat. Bila orang yang terkena rabies tidak segera mendapatkan pengobatan medis, virus tersebut dapat menyebabkan penyakit di otak yang pada akhirnya mengakibatkan kematian.

2.Tidak Hanya Anjing, Hewan Ini Bisa Menularkan Rabies

Virus rabies umumnya menyebar melalui kontak dengan air liur hewan yang terinfeksi. Biasanya, hewan yang terinfeksi menyebarkan virus dengan cara menggigit atau mencakar hewan lain atau manusia. Pada kasus yang jarang terjadi, penyebaran rabies bisa terjadi ketika air liur hewan tersebut masuk ke luka terbuka atau selaput lendir, seperti mulut dan mata. Hal itu bisa terjadi bila hewan terinfeksi menjilat luka terbuka pada kulit manusia.

Anjing adalah hewan yang paling dikenal dapat menyebabkan rabies. Namun, ternyata penyakit tersebut juga bisa ditularkan oleh banyak jenis hewan mamalia lainnya, antara lain kucing, sapi, kambing dan kuda. Dilansir dari American Humane, hewan pembawa rabies yang paling umum di Amerika Serikat adalah rakung, kelelawar, sigung, dan rubah.

3.Gejala Awal Rabies Mirip dengan Gejala Flu

Setelah terinfeksi melalui gigitan, cakaran, atau cara penularan lainnya, virus rabies akan menyebar ke seluruh tubuh hingga ke otak sebelum dapat menimbulkan gejala. Jeda waktu antara paparan dan munculnya gejala ini disebut masa inkubasi, dan bisa berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Masa inkubasi dapat bervariasi tergantung pada lokasi tempat terinfeksi (seberapa jauh dari otak), jenis virus rabies, dan kekebalan tubuh kamu.

Pada awalnya, gejala rabies yang muncul mungkin sangat mirip dengan gejala flu, seperti tubuh terasa lemah dan tidak nyaman, demam atau sakit kepala. Gejala tersebut bisa berlangsung selama berhari-hari dan dapat berkembang menjadi gejala neurologis akut bila tidak segera mendapatkan pengobatan.

4.Rabies Bisa Berakibat Fatal Begitu Gejala Muncul

Bila kamu digigit atau dicakar hewan dan mengalami gejala mirip flu seperti di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Pasalnya, rabies hampir selalu berakibat fatal begitu gejala klinis muncul.

Hewan yang terinfeksi biasanya mati dalam lima hari setelah mengalami gejala klinis. Begitu juga dengan manusia. Sampai saat ini, tercatat kurang dari 20 kasus manusia yang dapat bertahan hidup dari rabies klinis, dan hanya beberapa yang selamat yang tidak memiliki riwayat profilaksis sebelum atau sesudah pajanan.

Setelah gejala awal yang mirip dengan gejala flu muncul, pengidap rabies bisa mengalami gejala lanjutan. Bila pengidap mengalami gejala lanjutan, hal itu berarti kondisinya sudah memburuk. Berikut gejala lanjutan rabies yang perlu diwaspadai:

  • Cemas;
  • Bingung;
  • Insomnia;
  • Halusinasi;
  • Produksi air liur berlebih;
  • Sulit menelan;
  • Sesak napas.

5.Rabies Bisa Dicegah

Meskipun belum ada obatnya, rabies bisa dicegah dengan berbagai cara. Cara terbaik untuk mencegah rabies dengan menghindari binatang liar, termasuk binatang yang terluka. Mengingat binatang peliharaan, seperti anjing dan kucing, juga berisiko terinfeksi rabies, kamu dianjurkan untuk memberikan vaksin pada binatang peliharaan.

Bila digigit atau dicakar oleh binatang, segera cuci luka dengan menggunakan air mengalir dan sabun. Kamu juga dianjurkan untuk menemui dokter untuk mendapatkan vaksin yang dapat mencegah rabies setelah digigit hewan.

Share This

Masa Inkubasi dan Sumber Penularan Rabies

Bali Royal Hospital June 14, 2023 Artikel 0

Masa inkubasi rabies, atau waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala, bervariasi. Pada hewan, masa inkubasi penyakit ini adalah sekitar 3-8 minggu. Sementara itu, pada manusia, masa inkubasi umumnya 2-8 minggu. Namun, terkadang bisa 10 hari sampai 2 tahun.

Sumber penularan yang utama adalah anjing, kucing, dan kera. Setelah virus masuk ke dalam tubuh manusia, selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau di dekat tempat gigitan.

Kemudian, virus akan bergerak ke ujung-ujung serabut saraf posterior, tanpa menunjukkan perubahan fungsinya. Selama proses perjalanan virus ke otak, virus akan membelah diri atau bereplikasi.

Jika virus sudah mencapai otak, virus akan menyebar luas ke semua bagian neuron. Selain itu, virus juga akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak.

Setelah bereplikasi pada neuron-neuron sentral, virus rabies akan bergerak keseluruh organ dan jaringan tubuh. Hingga akhirnya menyerang organ-organ dan jaringan tubuh yang penting.

Share This

Faktor Risiko Rabies

Bali Royal Hospital June 12, 2023 Artikel 0

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya rabies, yaitu:

  • Bepergian atau tinggal di negara berkembang.
  • Bersentuhan dengan hewan liar yang terinfeksi. Ini termasuk kelelawar dalam goa.
  • Bekerja sebagai dokter hewan.
  • Bekerja di laboratorium yang rentan berkontak dengan virus.
  • Memiliki luka terbuka pada kulit.
  • Menerima transplantasi organ dari orang yang terinfeksi.
Share This

Apa itu Rabies

Bali Royal Hospital June 8, 2023 Artikel 0

Rabies adalah infeksi virus yang menyerang otak dan sistem saraf manusia. Cara penularan virus yang jadi penyebab penyakit ini ke manusia adalah melalui gigitan hewan. Karena bisa menyebabkan kematian, penyakit ini harus tertangani dengan cepat.

Nama lain dari rabies adalah penyakit anjing gila. Hal ini karena umumnya penyakit ini terjadi setelah digigit anjing. Meski begitu, ada banyak hewan lain yang juga bisa menyebabkan penyakit ini.

Share This
Penyebab-sariawan-di-lidah
Link Enlarge

Penyebab sariawan di lidah

Bali Royal Hospital April 30, 2023 Artikel 0

Penyebab pasti kemunculan sariawan belum diketahui. Namun, tanpa disadari, banyak kebiasaan sehari-hari yang bisa membuat sariawan timbul.

1. Lidah tergigit

Selain bikin nyeri tak karuan, lidah tergigit bisa menjadi penyebab sariawan di lidah. Untungnya, sariawan karena lidah tergigit biasanya dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari.

2. Menyikat gigi dan lidah terlalu keras

Menyikat gigi dan lidah terlalu keras malah bisa menyebabkan sariawan. Maka dari itu, ada baiknya Anda membersihkan mulut secara perlahan dan mencari tahu bagaimana cara sikat gigi yang benar.

3. Makanan pedas dan asam

Makanan yang terlalu pedas dan asam dapat mengiritasi lidah dan jaringan lunak di dalam mulut. Nah, hal inilah yang dapat memicu luka dan akhirnya menyebabkan sariawan.

3. Baru pasang behel

Gesekan antara kawat dengan sisi dalam pipi, gusi, atau bibir dapat menyebabkan luka. Biasanya efek samping ini terasa pada minggu awal-awal pemasangan behel atau setelah kawat gigi dikencangkan.

4. Alergi makanan

Alergi makanan tidak hanya membuat sekujur tubuh gatal-gatal. Kondisi ini juga bisa menimbulkan reaksi pada mulut, termasuk menjadi penyebab sariawan di lidah.

5. Mulut kering

Air liur berperan penting untuk menjaga kelembapan mulut. Bila mulut kering, kuman dan bakteri penyebab infeksi pada mulut akan tumbuh dan berkembang biak dengan pesat.

6. Kurang asupan vitamin B12 dan zinc

Kekurangan vitamin B12 bisa menyebabkan anemia yang salah satu tandanya adalah sariawan di lidah. Sementara itu, kekurangan zinc dapat membuat sariawan sulit sembuh atau kambuh kembali.

7. Perubahan hormon

Peningkatan hormon progesteron membuat jaringan mulut menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan sekecil apa pun. Alhasil, Anda jadi lebih mudah mengalami sariawan.

Share This
  • 8
  • 9
  • 10
  • 11
  • 12
  • 13
  • 14

Layanan Unggulan

  • Royal Sport Therapy

Layanan Khusus

  • Royal Orthopaedi Services
  • Royal Beauty Clinic
  • Laser Urology & ESWL
  • Hemodialisa
  • Dry Needling

Informasi

  • BPJS Kesehatan
  • BPJS Ketenagakerjaan

Hubungi Kami

Address: Jl. Tantular No. 6 Renon, Denpasar - Bali
Phone: (+62361) 222 588
Mobile: +6281 33 755 0 555
Fax: +62361 226 051
Email: info@baliroyalhospital.co.id
Website: www,baliroyalhospital.co.id

Powered by: Bali Royal Hospital

Top