Obat tetes mata adalah cairan yang digunakan untuk berbagai kondisi mata, seperti mata merah dan setelah operasi mata. Tetes mata biasanya mengandung saline sebagai bahan dasar. Tergantung pada tujuan penggunaannya, tetes mata juga dapat mengandung pelumas air mata buatan, atau zat anti-kemerahan, serta obat-obatan.
Kapan dibutuhkan obat tetes mata?
1. Operasi katarak
Operasi pengangkatan lensa katarak dan penggantian dengan lensa buatan ini memerlukan obat tetes mata. Sebelum operasi dilakukan, tetes mata digunakan untuk mencegah infeksi, membuat pupil lebih besar, dan mati rasa di daerah mata.
Setelah operasi katarak, tetes mata dapat mengurangi risiko infeksi dan membantu penyembuhan.
2. Konjungtivitis (penyakit mata menular)
Konjungtivitis adalah infeksi atau iritasi pada konjungtiva (membran tipis dan bening pada bagian dalam kelopak mata yang menutupi bagian putih mata). Penyebab konjungtivitis adalah infeksi bakteri atau virus, iritasi lingkungan, dan alergi.
Selain itu, konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh toksisitas atau alergi tetes mata, atau oleh obat tetes mata yang telah terkontaminasi. Gejala yang ditimbulkan adalah gatal, panas, kemerahan, dan bengkak. Perawatan dari kondisi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan obat tetes mata antibiotik atau anti-inflamasi, atau dengan menghilangkan iritasi pada mata.
3. Pembasah lensa kontak dan pelumas permukaan mata
Jika mata terkadang terasa kering saat memakai lensa kontak, pilihlah tetes mata khusus yang digunakan untuk lensa kontak. Ini karena tetes mata lainnya dapat mengubah warna lensa Anda atau secara sementara mengubah posisinya.
Baca juga: Cara penggunaan obat tetes mata yang benar
4. Infeksi kornea (keratitis)
Penyebabnya bisa jadi karena virus, bakteri, atau parasit. Infeksi akibat bakteri atau parasit merupakan komplikasi yang paling parah dari memakai lensa kontak dan hal itu lebih umum terjadi pada pengguna lensa kontak jangka panjang.
Selain itu, kebersihan lensa yang kurang memadai juga dapat menjadi penyebabnya, seperti tidak mengganti dan membersihkan lensa seperti yang disarankan, serta berenang menggunakan lensa kontak. Infeksi ringan dapat diobati dengan tetes mata anti-bakteri. Sedangkan infeksi yang lebih parah mungkin memerlukan tetes mata antibiotik, atau dengan melakukan perawatan lebih lanjut, termasuk operasi.
Lepaskan lensa kontak segera jika Anda curiga bahwa mata Anda terinfeksi, dan jangan lupa untuk langsung mencari pengobatan.
5. Operasi transplantasi kornea
Ini adalah operasi penggantian kornea yang sakit atau terluka dengan kornea sehat, yang biasanya didapatkan dari bank mata.
Setelah operasi, obat tetes mata diperlukan untuk membantu penyembuhan dan mencegah penolakan dari jaringan donor.
6. Mata kering
Mata kering disebabkan oleh produksi air mata yang rendah dan juga penuaan. Jika kualitas lapisan luar dan dalam buruk, air mata tidak akan dapat melumasi mata pada waktu yang lama.
Hal ini dapat menyebabkan mata terasa “berpasir” dan gatal. Gejala lainnya termasuk:
- rasa panas atau menyengat,
- nyeri dan kemerahan,
- kotoran mata yang lengket,
- penglihatan berfluktuasi, dan
- air mata berlebihan (air mata “refleks” tidak dapat membantu meredakan mata kering karena mereka tidak berada di mata cukup lama).
Air mata buatan (tetes mata) dapat digunakan untuk melumasi mata kering pada siang hari. Pengobatan lainnya mungkin dapat digunakan dalam kasus yang lebih berat.
7. Alergi pada mata
Gejala alergi ini termasuk gatal, berair, kemerahan, pedih, dan terbakar. Banyak jenis tetes mata yang dapat membantu Anda meringankan gejala alergi konjungtivitis. Tetes mata yang dapat digunakan adalah yang memiliki air mata buatan, yang tidak mengandung obat-obatan, dan yang mengandung beberapa obat-obatan.
Obat-obatan tersebut seperti antihistamin, stabilisator sel mast, dekongestan, dan kortikosteroid yang diresepkan. Jika Anda memiliki alergi pada mata dan memakai lensa kontak, bertanyalah pada dokter mata Anda mengenai tetes mata yang dapat membantu menjaga lensa agar tetap bersih saat terpapar alergen.
8. Pemeriksaan mata
Selama pemeriksaan mata lengkap, dokter mata menggunakan tetes mata untuk kondisi berikut. Melebarkan pupil (untuk membuat “jendela yang lebih besar” agar dapat melihat ke dalam mata). Mematikan mata saat uji coba terhadap glaukoma.
9. Glaukoma
Glaukoma merupakan peningkatan tekanan cairan pada mata, yang jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan saraf optik yang serius dan kehilangan penglihatan.
Tetes mata dapat dipakai untuk menurunkan tekanan cairan mata dengan mengurangi produksi cairan mata. Jika Anda memiliki galukoma, jangan gunakan obat tetes mata yang mengandung vasokonstriktor (dekongestan topikal). Ini membuat pembuluh darah kecil menjadi lebih kecil dan dapat memperburuk tekanan yang telah meningkat di mata Anda.
10. Infeksi mata herpes simplex (virus)
Gejala awal infeksi ini termasuk luka yang menyakitkan pada permukaan mata (kelopak mata) dan peradangan kornea. Pengobatan cepat yang dilakukan dengan menggunakan tetes mata anti-virus dapat mencegah kerusakan mata yang lebih serius.
11. LASIK (laser-assisted in situ keratomileusis)
LASIK dapat memperbaiki rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisma. Tetes mata anestesi digunakan sebelum operasi untuk mencegah rasa sakit. Setelah operasi dilakukan, tetes mata digunakan untuk membantu penyembuhan dan mencegah infeksi.
12. Pelumasan dan perlindungan
Bahan utama dari tetes mata yang di jual di pasaran biasanya berupa hydroxypropyl methylcellulose (oftalmik) atau carboxymethylcellulose.
Meskipun air mata buatan dianggap sangat aman, Anda wajib untuk memeriksakan diri Anda jika mengalami kondisi berikut.
- Anda alergi terhadap semua jenis pengawet.
- Anda pernah memiliki reaksi tak terduga atau reaksi alergi terhadap hydroxypropyl methylcellulose atau carboxymethylcellulose.
Sumber: hellosehat.com