Air liur yang terdapat pada hewan terinfeksi menyimpan virus RABV. Apabila air liur tersebut terkena manusia, dapat menimbulkan berbagai macam gejala seperti, kejang, halusinasi, dan kelumpuhan. Pada kemungkinan terburuk, rabies juga dapat menyebabkan kematian.
Untuk mencegah kemungkinan ini terjadi, kamu harus tahu bagaimana pertolongan pertama jika terkena rabies. Untuk mengetahui caranya, mari simak penjelasan berikut.
Pertolongan Pertama Saat Terkena Rabies
Selain anjing ada beberapa hewan lain yang dapat menularkan rabies. Contohnya kucing, kambing, kelelawar, monyet, dan lain-lain. Karena itu, apabila kamu tidak sengaja tergigit salah satu hewan tersebut, segera lakukan pertolongan pertama sebagai berikut:
1. Hentikan pendarahan
Sebelum mencuci luka, langkah pertama yang harus kamu lakukan, yaitu hentikan pendarahan terlebih dahulu. Beri tekanan pada luka selama beberapa menit untuk mengeluarkan darah. Hal ini berguna supaya kuman atau virus dalam darah juga ikut keluar dan tidak menginfeksi tubuh.
2. Cuci luka
Tahapan selanjutnya adalah mencuci luka. Cuci menggunakan air bersih dan sabun selama 10-15 menit. Walaupun kamu tidak terkena gigitan hewan rabies, jika kamu terkena gigitan hewan apapun itu, tetap cuci bagian tersebut dengan air dan sabun. Tujuannya untuk menghindari infeksi bakteri yang mungkin terbawa dari hewan.
3. Oleskan antiseptik
Untuk membunuh virus dan bakteri gunakan antiseptik seperti povidone-iodine atau alkohol 70 persen pada luka atau area yang dijilat atau digigit.
4. Hubungi dokter
Walaupun sudah membersihkan luka dengan benar, tetapi kamu tetap dianjurkan untuk menghubungi dokter. Jangan menunggu sampai gejala muncul. Jika memungkinkan, berikan informasi tentang hewan tersebut kepada dokter.
Apabila kamu berada di area tertutup dengan kelelawar, segera kunjungi rumah sakit terdekat untuk mengetahui apakah ada luka gigitan kelelawar atau tidak.
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan pada manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Penyakit ini sering disebut juga penyakit anjing gila, karena anjing yang terinfeksi rabies bisa menunjukkan perilaku seperti “anjing gila”.
Rabies juga tergolong penyakit berbahaya yang sudah banyak menelan banyak korban jiwa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 59000 orang di dunia meninggal akibat rabies setiap tahunnya. Yuk, simak fakta seputar rabies berikut ini agar kamu bisa mewaspadai penyakit tersebut:
1.Rabies Menyerang Sistem Saraf Pusat
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus sejenis Lyssavirus. Virus rabies menyerang sistem saraf pusat. Bila orang yang terkena rabies tidak segera mendapatkan pengobatan medis, virus tersebut dapat menyebabkan penyakit di otak yang pada akhirnya mengakibatkan kematian.
2.Tidak Hanya Anjing, Hewan Ini Bisa Menularkan Rabies
Virus rabies umumnya menyebar melalui kontak dengan air liur hewan yang terinfeksi. Biasanya, hewan yang terinfeksi menyebarkan virus dengan cara menggigit atau mencakar hewan lain atau manusia. Pada kasus yang jarang terjadi, penyebaran rabies bisa terjadi ketika air liur hewan tersebut masuk ke luka terbuka atau selaput lendir, seperti mulut dan mata. Hal itu bisa terjadi bila hewan terinfeksi menjilat luka terbuka pada kulit manusia.
Anjing adalah hewan yang paling dikenal dapat menyebabkan rabies. Namun, ternyata penyakit tersebut juga bisa ditularkan oleh banyak jenis hewan mamalia lainnya, antara lain kucing, sapi, kambing dan kuda. Dilansir dari American Humane, hewan pembawa rabies yang paling umum di Amerika Serikat adalah rakung, kelelawar, sigung, dan rubah.
3.Gejala Awal Rabies Mirip dengan Gejala Flu
Setelah terinfeksi melalui gigitan, cakaran, atau cara penularan lainnya, virus rabies akan menyebar ke seluruh tubuh hingga ke otak sebelum dapat menimbulkan gejala. Jeda waktu antara paparan dan munculnya gejala ini disebut masa inkubasi, dan bisa berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Masa inkubasi dapat bervariasi tergantung pada lokasi tempat terinfeksi (seberapa jauh dari otak), jenis virus rabies, dan kekebalan tubuh kamu.
Pada awalnya, gejala rabies yang muncul mungkin sangat mirip dengan gejala flu, seperti tubuh terasa lemah dan tidak nyaman, demam atau sakit kepala. Gejala tersebut bisa berlangsung selama berhari-hari dan dapat berkembang menjadi gejala neurologis akut bila tidak segera mendapatkan pengobatan.
4.Rabies Bisa Berakibat Fatal Begitu Gejala Muncul
Bila kamu digigit atau dicakar hewan dan mengalami gejala mirip flu seperti di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Pasalnya, rabies hampir selalu berakibat fatal begitu gejala klinis muncul.
Hewan yang terinfeksi biasanya mati dalam lima hari setelah mengalami gejala klinis. Begitu juga dengan manusia. Sampai saat ini, tercatat kurang dari 20 kasus manusia yang dapat bertahan hidup dari rabies klinis, dan hanya beberapa yang selamat yang tidak memiliki riwayat profilaksis sebelum atau sesudah pajanan.
Setelah gejala awal yang mirip dengan gejala flu muncul, pengidap rabies bisa mengalami gejala lanjutan. Bila pengidap mengalami gejala lanjutan, hal itu berarti kondisinya sudah memburuk. Berikut gejala lanjutan rabies yang perlu diwaspadai:
- Cemas;
- Bingung;
- Insomnia;
- Halusinasi;
- Produksi air liur berlebih;
- Sulit menelan;
- Sesak napas.
5.Rabies Bisa Dicegah
Meskipun belum ada obatnya, rabies bisa dicegah dengan berbagai cara. Cara terbaik untuk mencegah rabies dengan menghindari binatang liar, termasuk binatang yang terluka. Mengingat binatang peliharaan, seperti anjing dan kucing, juga berisiko terinfeksi rabies, kamu dianjurkan untuk memberikan vaksin pada binatang peliharaan.
Bila digigit atau dicakar oleh binatang, segera cuci luka dengan menggunakan air mengalir dan sabun. Kamu juga dianjurkan untuk menemui dokter untuk mendapatkan vaksin yang dapat mencegah rabies setelah digigit hewan.
Masa inkubasi rabies, atau waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala, bervariasi. Pada hewan, masa inkubasi penyakit ini adalah sekitar 3-8 minggu. Sementara itu, pada manusia, masa inkubasi umumnya 2-8 minggu. Namun, terkadang bisa 10 hari sampai 2 tahun.
Sumber penularan yang utama adalah anjing, kucing, dan kera. Setelah virus masuk ke dalam tubuh manusia, selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau di dekat tempat gigitan.
Kemudian, virus akan bergerak ke ujung-ujung serabut saraf posterior, tanpa menunjukkan perubahan fungsinya. Selama proses perjalanan virus ke otak, virus akan membelah diri atau bereplikasi.
Jika virus sudah mencapai otak, virus akan menyebar luas ke semua bagian neuron. Selain itu, virus juga akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak.
Setelah bereplikasi pada neuron-neuron sentral, virus rabies akan bergerak keseluruh organ dan jaringan tubuh. Hingga akhirnya menyerang organ-organ dan jaringan tubuh yang penting.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya rabies, yaitu:
- Bepergian atau tinggal di negara berkembang.
- Bersentuhan dengan hewan liar yang terinfeksi. Ini termasuk kelelawar dalam goa.
- Bekerja sebagai dokter hewan.
- Bekerja di laboratorium yang rentan berkontak dengan virus.
- Memiliki luka terbuka pada kulit.
- Menerima transplantasi organ dari orang yang terinfeksi.