Kami mengundang Sobat BROS
untuk menikmati Promo Layanan Royal Beauty Clinic BROS Hospital
Silahkan melakukan reservasi kepada petugas kami di no WA 0831-1411-3779
Kami siap membantu Sobat BROS
Salam Bali Royal
We care….
Kami mengundang Sobat BROS
untuk menikmati Promo Layanan Royal Beauty Clinic BROS Hospital
Silahkan melakukan reservasi kepada petugas kami di no WA 0831-1411-3779
Kami siap membantu Sobat BROS
Salam Bali Royal
We care….
Pada dasarnya, gejala maag pada ibu hamil tidak berbeda dengan remaja atau orang dewasa. Biasanya, ini ditandai dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada dada mau perut. Kondisi ini bisa terjadi kapan pun, terutama setelah makan.
Maag yang dialami oleh ibu hamil juga bisa menimbulkan nyeri di bagian perut mana pun. Namun umumnya, tingkat keparahan maag yang muncul bisa semakin parah ketika usia kehamilan sudah memasuki trimester ketiga.
Berikut berbagai gejala maag yang umum pada ibu hamil:
Namun, Anda perlu belajar membedakan gejala maag dengan kondisi lain, seperti morning sickness. Morning sickness adalah istilah mual dan muntah yang biasanya terjadi di awal masa kehamilan.
Kondisi ini mungkin saja disalahartikan sebagai maag, karena menimbulkan gejala yang sama, yakni mual dan muntah. Hanya saja, frekuensi dan kondisi mual serta muntah akibat maag da morning sickness tentu berbeda.
Jika mual dan muntah yang Anda alami lebih mengarah pada maag, tentu akan diperkuat dengan kemunculan berbagai gejala maag lainnya. Jika Anda mendapati gejala maag yang dirasakan cukup mengganggu, jangan tunda pemeriksaan dokter. Lebih cepat ditangani, risiko komplikasi akan menurun.
Umumnya maag pada ibu hamil bukan menandakan kondisi yang membahayakan, jadi Anda tidak perlu khawatir. Bisa jadi kondisi ini terjadi karena kebiasaan atau pilihan makanan yang buruk. Agar gejalanya tidak mengganggu aktivitas, Anda bisa mengikuti cara mengatasinya berikut.
Ada beberapa tips meredakan maag saat hamil tanpa obat, meliputi:
Anda tentu sudah paham jika makanan tertentu bisa menjadi penyebab maag. Itulah sebabnya, memilih makanan yang aman untuk perut jadi salah satu perawatan maag. Anda harus menghindari berbagai makanan pemicu, seperti makanan pedas dan tinggi lemak. Jenis makanan ini dapat mengiritasi lapisan lambung dan membutuhkan waktu lebih lama dicerna sehingga akan menimbulkan perut mulas, kembung, dan mual.
Kemudian, batasi juga konsumsi cokelat, bawang-bawangan, dan buah-buah yang asam. Selain makanan, batasi juga minuman pemicu asam lambung berlebihan, seperti kopi atau minuman bersoda.
Mengatasi maag pada ibu hamil tidak hanya sebatas memilih makanan yang tepat saja. Anda juga perlu memperbaiki kebiasaan makan. Cobalah untuk makan dengan porsi kecil namun sering ketimbang makan sekaligus dalam porsi besar, karena ini bisa membuat Anda kekenyangan.
Hindari kebanyakan minum setelah makan dan tidak makan mendekati waktu tidur. Jika memang Anda harus makan di waktu malam, beri jeda setidaknya 2 hingga 3 jam, barulah Anda boleh tidur. Akan tetapi, jangan juga sengaja melakukan banyak gerakan setelah makan karena ini bisa memicu gejala maag.
Menggunakan pakaian sempit tidak hanya memicu terjadinya maag pada ibu hamil, tapi juga masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, pilih pakaian yang nyaman dan memudahkan Anda untuk bergerak. Kendurkan ikat pinggang jika Anda sedang memakainya.
Gejala maag biasanya memburuk di malam hari. Ini disebabkan karena posisi tubuh tidur telentang memudahkan asam lambung yang ada di perut naik ke kerongkongan. Untuk menghindari keparahan dan mencegahnya terjadi di kemudian hari, gunakan bantal yang lebih tinggi untuk kepala. Tindakan ini akan mencegah naiknya asam lambung melewati kerongkongan.
Kebiasaan merokok tidak hanya menyebabkan maag, tapi juga meningkatkan risiko terjadinya berbagi masalah kesehatan pada ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, hentikan kebiasaan Anda merokok dan jauhi juga perokok. Meskipun Anda tidak merokok, asapnya tetap akan terhirup jika Anda berada di sekeliling perokok.Taktik jitu agar Anda berhenti merokok adalah kurangi asupan rokok secara perlahan, hingga Anda terbiasa tanpa rokok.
Gejala maag seperti mual, mulas, dan kembung ternyata bisa diringankan dengan teh herbal. Teh ini bukan seperti teh yang biasanya diminum. Teh herbal dibuat dari rebusan air dengan bahan alami atau rempah yang ada di rumah. Contoh bahan dan rempah yang biasanya diracik menjadi teh herbal adalah jahe dan chamomile. Anda cukup merebus air dan menambahkan potongan jahe atau beberapa sendok makan chamomile kering.
Setelah airnya mendidih, Anda bisa menyajikannya dengan tambahan madu dan perasan jeruk lemon. Nikmati teh herbal ini selagi hangat agar lebih menenangkan perut Anda yang bermasalah.
Tak banyak yang menyadari bahwa duduk terlalu lama juga dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan darah di kaki, terutama di paha atau betis. Penggumpalan darah sebenarnya merupakan hal yang normal, tetapi bisa diam-diam mematikan jika terjadi semakin parah dan tidak ditangani dengan baik.
Pelajari lebih lanjut tentang beberapa gejala dan penyebab penggumpalan darah di kaki, serta cara menghindarinya.
Penggumpalan darah yang terjadi di salah satu pembuluh darah besar dalam tubuh disebut sebagai trombosis vena dalam (DVT). Ketika ada zat atau partikel asing yang mencegah darah mengalir dengan normal atau membeku dengan baik, ini dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan darah di kaki.
Ketidakseimbangan kimia dalam proses pembekuan darah juga dapat menyebabkan darah jadi menggumpal. Selain itu, adanya masalah pada katup vena juga menyulitkan alirah darah untuk kembali ke jantung.
Trombosis vena dalam (DVT) kadang terjadi tanpa alasan yang jelas. Namun, risiko penggumpalan darah di kaki dapat meningkat pada situasi tertentu, misalnya ketika Anda terlalu lama duduk. Duduk berjam-jam membuat aliran darah jadi terhambat di bagian bawah tubuh. Hal ini menyebabkan darah berkumpul di sekitar pergelangan kaki dan menimbulkan bengkak hingga varises. Kondisi ini yang kemudian berujung pada penggumpalan darah.
Darah yang berkumpul biasanya tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena ketika Anda mulai bergerak, aliran darah akan mulai bergerak dengan sendirinya secara merata ke seluruh tubuh. Namun, jika Anda tidak dapat bergerak untuk jangka waktu yang lama, seperti mengalami kelumpuhan, setelah operasi, atau selama perjalanan panjang, aliran darah dapat melambat.
Aliran darah yang lambat dapat meningkatkan risiko pembentukan darah beku di kaki.
Sama seperti DVT pada umumnya, risiko Anda mengalami penggumpalan darah di kaki juga meningkat jika Anda atau keluarga dekat Anda sebelumnya pernah mengalami DVT, dan/atau memiliki kondisi berikut ini.
Pembengkakan, kemerahan, nyeri yang menyerupai kram otot parah, sensasi hangat, dan daerah yang melunak adalah tanda-tanda pengggumpalan darah di kaki, terutama bila gejala ini terjadi hanya di salah satu kaki.
Anda lebih mungkin untuk memiliki gumpalan di satu kaki saja daripada di keduanya. Namun, pembekuan darah di kaki juga dapat terjadi tanpa disertai gejala apa pun.
Seperti yang dilaporkan oleh Dr. Andrei Kindzelski dari National Institute of Health, sekitar 30-40% kasus DVT di kaki tidak disadari oleh penderita karena tidak menimbulkan gejala.
Pada beberapa orang, kondisi ini baru diketahui setelah mengalami komplikasi yang lebih serius.
Baca Juga: Cara Mencegah Hepatitis Misterius Pada Anak
Darah yang menggumpal adalah hal yang normal dan pada dasarnya tidak berbahaya. Ini dibutuhkan untuk mencegah Anda kehilangan banyak darah pada situasi tertentu, seperti saat terluka.
Biasanya, tubuh Anda akan secara alami melarutkan bekuan darah setelah cedera sembuh. Namun terkadang, penggumpalan darah bisa terjadi tanpa adanya cedera apa pun atau tidak kunjung larut. Ketika gumpalan darah tersebut lepas dan berjalan menuju bagian tubuh lain, hal ini bisa menimbulkan kondisi yang berbahaya.
Gumpalan darah di kaki yang berpindah menyumbat paru dapat menyebabkan emboli paru. Emboli paru adalah komplikasi dari DVT yang paling serius dan bisa berakibat fatal jika tidak mendapatkan bantuan medis sesegera mungkin. Gumpalan darah berukuran kecil mungkin tidak akan menimbulkan gejala apa pun. Namun, jika cukup besar, penggumpalan darah dapat menyebabkan nyeri dada dan kesulitan bernapas.
Gumpalan darah yang besar dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan mengakibatkan gagal jantung. Sekitar satu dari 10 orang dengan DVT yang tidak diobati dapat mengalami emboli paru yang parah. Ketika gumpalan darah di kaki lepas menuju arteri jantung atau otak dan menyumbatnya, ini dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke jika gumpalan darah tiba-tiba pecah.
Cara yang paling efektif untuk mencegah penggumpalan darah di kaki akibat duduk terlalu lama adalah dengan mengurangi waktu duduk dan mulai lebih banyak bergerak.
Berikut adalag beberapa upaya yang dapat dilakukan.
Jika Anda sudah terlalu lama duduk saat bekerja, disarankan untuk melakukan olahraga ringan dengan melakukan gerakan sederhana. Ambil contoh, Anda bisa sesekali bangkit berdiri dan berjalan, seperti ke kamar mandi, ambil air minum, atau jalan-jalan sore mencari camilan.
Lebih baik lagi jika Anda menggunakan tangga untuk naik ke kantor daripada menggunakan lift. Anda juga bisa memberikan tempat duduk Anda kepada orang lain yang lebih membutuhkan saat di kendaraan umum. Saat melakukan perjalanan panjang dengan kendaraan umum, seperti pesawat atau kereta api, sesekali berdiri dan berjalan di dalam kendaraan jika memungkinan.
Selain itu, lakukan peregangan kaki di kursi Anda. Jika bepergian dengan kendaraan pribadi, usahakan menepi setiap 1—2 jam sekali untuk meregangkan kaki sebentar.
Sering minum air putih dapat memperlancar aliran darah sehingga membantu Anda menurunkan risiko terjadinya penggumpalan darah.
Hindari juga kopi dan alkohol karena berisiko membuat dehidrasi yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan darah mengental.
Alhasil, Anda lebih mungkin untuk memiliki penggumpalan darah di kaki.
Usahakan juga untuk rutin berolahraga setiap hari. Jalan kaki, berenang, dan bersepeda adalah contoh kegiatan yang baik untuk menjaga sirkulasi darah tetap lancar.
Olahraga juga dapat membantu Anda mengelola berat badan. Anda bisa menyeimbangkan hal tersebut dengan menyantap makanan rendah lemak, tinggi serat, dan dengan banyak sayuran serta buah-buahan.
Kebiasaan merokok dapat memengaruhi proses penggumpalan dan aliran darah. Oleh karena itu, sebaiknya hentikan kebiasaan tersebut agar Anda dapat terhindar dari penggumpalan darah di kaki.
Sumber: hellosehat.com
Jahe termasuk obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, salah satunya oleh pengidap asma. Namun, apakah manfaat jahe untuk asma tersebut bisa dibuktikan khasiatnya?
Penggunaan jahe sebagai obat herbal tidak terlepas dari senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Minyak atsiri termasuk salah satu senyawa yang kandungannya cukup tinggi dalam bahan herbal bernama latin Zingiber officinale ini.
Dilansir dari Wubmed, jahe segar sangat kaya dengan senyawa kimia berupa:
Ciri khas dari jahe segar yaitu adanya rasa terbakar yang mampu menghangatkan tubuh. Rasa terbakar ini dihasilkan oleh kandungan gingerol yang ada pada jahe.
Selain itu, minyak atsiri juga memberikan aroma yang sangat menyenangkan dan mampu menenangkan Anda. Dengan demikian, minyak atsiri bisa membuat tubuh jadi lebih rileks, khususnya untuk orang yang mengalami gejala asma.
Jahe memang dipercaya bisa mengurangi gejala asma sekaligus mencegah kekambuhan pengidap asma. Hal tersebut telah dibuktikan oleh beberapa penelitian dengan mekanisme sebagai berikut.
Sebenarnya, khasiat jahe untuk asma telah dibuktikan oleh banyak penelitian. Salah satunya dipertegas saat Konferensi Internasional American Thoracic Society di Philadelphia pada 2013.
Pada konferensi itu, dijelaskan bahwa jahe mengurangi asma dengan merelaksasi otot-otot saluran pernapasan. Kombinasi kandungan isoproterenol dan ekstrak jahe memberikan respons relaksasi otot lebih besar daripada isoproterenol saja.
Dalam hal ini, beberapa senyawa aktif jahe yang berperan untuk mengurangi gejala asma yakni 6-gingerol, shagaol 6, dan 8-gingerol.
Jahe juga dikenal sebagai tanaman yang banyak mengandung senyawa antioksidan, seperti shogaol, gingerol, 4-diarylheptanoid, dan gingeron. Aktivitas antioksidannya bahkan diketahui lebih besar daripada vitamin E.
Penelitian oleh Ahmad dkk. juga menjelaskan bahwa jahe mempunyai aktivitas antioksidan yang sama kuatnya dengan vitamin C. Vitamin C sendiri telah dikenal sebagai sumber antioksidan yang bagus untuk kesehatan tubuh.
Antioksidan akan membantu sel tubuh untuk melawan kerusakan sel karena peradangan (inflamasi). Selain itu, senyawa tersebut juga bisa mengurangi efek buruk yang ditimbulkan dari serangan asma.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Mencegah Infeksi
Salah satu proses yang terjadi bersamaan dengan asma ialah peradangan. Hal ini terjadi karena saat Anda mengalami serangan asma, sel-sel imun terus bekerja untuk mendukung terjadinya reaksi alergi dan peradangan pada saluran pernapasan.
Untuk itu, zat antiradang dalam jahe diperlukan guna mengurangi keparahan penyakit asma. Senyawa yang bertanggung jawab sebagai antiperadangan dalam jahe merah antara lain gingerdiols, shogaol, dan proanthosianidin.
Jahe mampu mengurangi peradangan dengan menghambat pelepasan zat kimia dalam tubuh yang disebut histamin dan serotonin. Bahan herbal ini juga membantu menghambat pembentukan leukotrien dan prostaglandin sehingga peradangan tidak terjadi.
Salah satu penyebab asma ialah reaksi alergi yang terjadi dalam tubuh. Sebagai obat herbal untuk asma, jahe bekerja dengan cara mencegah suatu proses yang disebut degranulasi sel mast.
Sel mast sendiri merupakan sel yang berperan dalam memunculkan reaksi alergi. Sel ini mengandung granul (butiran) yang kaya akan senyawa histamin dan heparin. Kedua senyawa tersebut dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh Anda.
Senyawa dalam jahe yang terlibat dalam pencegahan reaksi alergi tersebut yaitu alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin, dan tannin.
Untuk mendapatkan manfaat jahe untuk asma, Anda hanya perlu menyeduhnya. Berikut cara membuat air jahe.
Selain mengonsumsi jahe, agar asma tidak kambuh lagi sebaiknya Anda menghindari hal-hal yang menyebabkan timbulnya reaksi alergi seperti udara dingin, debu, dan bulu hewan. Perlu diingat bahwa jahe tidak dapat menggantikan obat asma sepenuhnya. Selagi Anda masih mengonsumsi jahe untuk asma dalam batas normal, tentu saja bahan ini aman untuk tubuh.
Namun, jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu, sebaiknya konsultasikan dulu kepada dokter sebelum menggunakannya.
Sumber: hellosehat.com
Medical check up merupakan rangkaian pemeriksaan kesehatan di rumah sakit untuk memeriksa kondisi tubuh secara keseluruhan. Selain sebagai pemeriksaan rutin, medical check up juga berguna untuk mendeteksi secara dini penyakit yang muncul di tubuh. Meskipun siklus menstruasi pada setiap wanita berbeda-beda, umumnya perdarahan haid berlangsung selama 3 – 7 hari.
Kedatangan haid yang tiba-tiba dan bisa saja membuat perencanaan yang telah Anda buat sedikit berantakan, salah satunya rencana untuk medical check up. Nah, sebenarnya hal ini tidak dilarang, tapi sebaiknya ditunda sampai haid berakhir, yakni tujuh hari setelah menstruasi (bukan hari ke-7 setelah hari pertama perdarahan).
Pasalnya, salah satu prosedur wajib dalam pemeriksaan kesehatan yaitu tes urine. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit tertentu sejak dini seperti penyakit ginjal, hati, infeksi saluran kencing, dan diabetes. Untuk memeriksa kandungan urine secara akurat, tentu diperlukan urine murni tanpa tambahan apa pun di dalamnya. Sementara saat Anda haid, urine kemungkinan besar bercampur dengan darah dan cairan keputihan.
Hal ini diakibatkan vagina dan lubang kencing jaraknya berdekatan sehingga sulit untuk mendapatkan urine yang tidak tercemari oleh darah haid. Darah inilah yang nantinya bisa memengaruhi dan membuat hasil tes urine menjadi tidak akurat. Akibatnya hasil medical check up secara keseluruhan saat haid menjadi tidak valid.
Selain itu, adanya kontaminasi pada sampel urine bisa mengarah pada diagnosis positif palsu yang membuat dokter menyimpulkan adanya kerusakan pada sistem kemih Anda akibat adanya darah di urine (hematuria). Oleh karena itu, jika Anda sudah membuat jadwal dan tiba-tiba tamu bulanan Anda datang, sebaiknya segera bicarakan dengan petugas kesehatan. Namun, jika pemeriksaan kesehatan yang dilakukan bersifat darurat karena Anda sedang mengalami kondisi yang sangat parah, kemungkinan dokter akan tetap menjalankan tes urine.
Hal ini dilakukan untuk membantu mendiagnosis penyebab dari masalah kesehatan yang sedang Anda alami berdasarkan gejala-gejala yang menyertainya. Anda bisa menampung urine dengan menahan sementara laju menstruasi. Caranya dengan menutup bukaan vagina menggunakan kain bersih atau handuk yang dapat menyerap darah.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko urine terkontaminasi oleh darah jika Anda terpaksa melakukan medical check up saat haid.
Selain memerhatikan jadwal haid, Anda juga perlu mempersiapkan hal lainnya untuk membantu mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat.
Biasanya, Anda perlu mempersiapkan beberapa hal berikut ini.
Tanyakan pula apakah Anda dibolehkan melakukan medical check up saat haid, serta hal-hal lainnya. Pastikan semua informasi sudah jelas sebelum melakukan pemeriksaan.
Powered by: Bali Royal Hospital