Pandemi virus corona masih terus berlangsung, membuat semua orang harus meningkatkan kewaspadaan jangan sampai tertular. Berbagai langkah sudah diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemik virus corona ini, dalam rangka memutuskan rantai penularan, sampai dengan menggunakan berbagai fasilitas untuk tempat perawatan pasien dengan infeksi virus Corona tersebut.
Bila dilihat dari negara lain yang juga sedang memerangi pandemik ini, mereka mengambil beberapa langkah yang diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat infeksi virus ini, antara lain adanya pemeriksaan skrining yang dilakukan secara massal agar dapat mengetahui masyarakat yang sudah terjangkit atau tidak, atau menerapkan sistem lockdown untuk wilayah yang terjangkit tersebut.
Perbedaan Rapid Test dengan Swab
Belum lama ini kita mendengar bahwa pemerintah kita telah mempersiapkan tes untuk virus corona yang disebut dengan rapid test. Hasil pemeriksaan dari rapid test ini dikatakan akan selesai dalam hitungan menit sampai dengan jam saja, sehingga hasil dapat langsung disampaikan ke pasien tersebut. Namun, bagaimanakah cara kerja rapid test tersebut? Apakah sama dengan pemeriksaan swab tenggorok yang dilakukan selama ini? Apakah pemeriksaan rapid test ini bisa dilakukan secara umum untuk orang yang tidak bergejala?
Sebelum kita menjelaskan lebih lanjut mengenai rapid test tersebut, ada baiknya kita mengerti perjalanan penyakit ketika suatu virus masuk ke dalam tubuh kita. Pada saat virus masuk ke dalam tubuh kita, virus tidak langsung menimbulkan gejala. Virus akan tinggal di tubuh kita sampai virus tersebut bisa menimbulkan gejala. Masa saat virus masuk ke tubuh sampai bisa menimbulkan gejala tersebut merupakan masa inkubasi. Setelah virus tersebut menimbulkan gejala, imunitas tubuh akan berusaha untuk melawan infeksi virus tersebut. Saat terjadi perlawanan melalui infeksi virus ini, dapat menimbulkan terjadinya antibodi di dalam tubuh. Lama terbentuknya antibodi ini butuh waktu, dalam hitungan hari. Antibodi tersebut merupakan pasukan yang akan melawan virus tersebut.
Promosi : Promo Deteksi COVID-19 di Bali Royal Hospital
Pemeriksaan dengan rapid test merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan penilaian antibodi di dalam tubuh. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil darah. Terdapat dua jenis antibodi yang dinilai yang kita sebut dengan IgM dan IgG. Antibodi IgM merupakan antibodi yang muncul pertama kali dan kita artikan sebagai infeksi yang masih berlangsung, sedangkan antibodi IgG merupakan antibodi yang muncul setelag IgM.
Pada awal perjalanan penyakit bisa saja didapatkan hasil yang negatif karena antibodi yang belum terbentuk. Biasanya IgM terbentuk pada hari ke lima atau setelahnya. Sedangkan pada pemeriksaan swab, kita bisa mendeteksi infeksi sejak awal perjalanan penyakit. Kapan dilakukannya pemeriksaan ini sebaiknya dikonsulkan dengan dokter terlebih dahulu. Pemeriksaan rapid test ini juga dilakukan kepada tenaga medis (dengan kemungkinan adanya paparan selama ini), serta adanya kontak positif dari orang-orang sekitarnya.
Sumber : Guesehat.com
Seperti yang kita ketahui, salah satu gejala dari infeksi coronavirus adalah batuk. Jika saat ini Kamu batuk, tentu ada rasa khawatir dan bertanya-tanya, jangan-jangan Kamu tertular coronavirus. Maka, penting untuk mengetahui perbedaan antara batuk sebagai gejala infeksi coronavirus dan batuk biasa. Dengan begitu, dapat ditentukan pengobatan yang tepat.
Promo : Layanan Telemedicine Bali Royal Hospital
Lalu, bagaimana dengan batuk yang merupakan gejala dari coronavirus atau Covid-19? Batuk akibat infeksi coronavirus umumnya bersifat batuk kering yang terjadi terus menerus. Dilihat dari kasus yang terkonfirmasi di Cina hingga 22 Februari 2020, ada 67,7% pasien coronavirus positif yang menunjukkan gejala batuk kering. Pengertian batuk kering adalah batuk yang tidak berdahak atau berlendir. Virus mengiritasi dan menyebabkan tenggorokan terasa gatal. Tubuh mengompensasinya dengan batuk.
Baca Juga : 7 Tips Mengatasi Sakit Kepala Saat Kerja Lembur di Kantor
Selain itu, batuk yang merupakan gejala infeksi coronavirus ini tidak terjadi sekali dua kali. Misalnya seperti kalau Kamu berdehem karena ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan. Batuk umumnya berlagsung terus menerus dan dirasakan oleh penderitanya tidak seperti batuk biasa, dan bukan seperti batuk biasa karena alergi atau flu.
Sumber : Guesehat.com