Sesuai dengan letaknya, kulit memiliki peran yang penting bagi tubuh. Kulit merupakan bagian terluar dari organ tubuh dan berfungsi untuk melindungi organ dalam tubuh maupun sebagai pelindung pertama dari bakteri dan cedera.
Penyakit kulit ternyata tidak diakibatkan oleh bakteri saja, melainkan bisa karena faktor keturunan dan gangguan autoimun. Terdapat lebih dari 3000 jenis penyakit kulit, mulai dari yang ringan dan sering dialami setiap orang, hingga yang langka seperti yang dialami Kim Kardashian. Berikut adalah jenis-jenis penyakit kulit yang paling sering diderita beserta gejalanya!
1. Jerawat
Penyakit kulit yang memiliki istilah ilmiah acne vulgaris ini hampir dialami oleh setiap orang. Jerawat terjadi akibat beberapa faktor, misalnya karena bakteri, produksi minyak berlebih pada kulit wajah, sel-sel kulit mati yang menumpuk, dan pori-pori yang tersumbat debu atau kotoran. Mulai dari yang bentuknya kecil hingga besar dan bernanah, kehadirannya memang sangat menyebalkan.
– Faktor pemicu jerawat
Ternyata terdapat faktor lain yang dapat memicu timbulnya jerawat. Pertama, adanya produksi hormon penyebab jerawat. Hormon ini bernama androgen, yang dimiliki baik pria maupun wanita yang telah mengalami pubertas, dan akan lebih banyak dimiliki oleh ibu hamil. Produksi hormon ini menyebabkan meluasnya kelenjar minyak atau sebum pada wajah.
Kedua, akibat penggunaan kontrasepsi oral. Wanita yang mengonsumsi obat-obatan pencegah kehamilan atau kontrasepsi oral ternyata memiliki dampak pada kulit wajah, yaitu jerawat. Penggunaan rutin obat jenis tersebut memicu produksi sebum, sehingga dapat menyebabkan timbulnya jerawat.
Ketiga, sama halnya dengan kontrasepsi oral, penggunaan obat-obatan jenis lainnya pun ternyata mampu memicu timbulnya jerawat. Khususnya obat-obatan yang mengandung Corticosteroid dan Lithium.
Keempat, faktor gaya hidup. Baik dari asupan makanan maupun aktivitas yang kurang baik dapat memicu hormon stres. Perhatikan takaran konsumsi makanan yang mengandung susu dan karbohidrat, sebab keduanya diteliti dapat menyebabkan jerawat. Dan, yang kelima adalah faktor keturunan. Ternyata tidak hanya penyakit kronis yang dapat ditularkan melalui keturunan, tetapi juga jerawat!
– Dampak jerawat pada psikologis
Meskipun terdengar sebagai penyakit kulit ringan, ternyata jerawat dapat berdampak pada kesehatan pskiologis, lho! Beberapa peneliti menemukan fakta jika jerawat yang muncul pada wajah memiliki dampak pada psikis penderitanya.
Pertama, akan timbul gangguan kepercayaan diri akibat perubahan penampilan. Kedua, jerawat yang serius dapat menyebabkan penderitanya malu dan menarik diri dari kehidupan sosial. Ketiga, karena perasaan tidak percaya diri, maka akan memengaruhi kehidupan pekerjaan atau pendidikannya.
Dan keempat, dampak paling serius dari timbulnya jerawat adalah menyebabkan depresi. Apabila Kamu menemukan seseorang yang mengalami ini, sebaiknya segera berikan pertolongan medis. Pasalnya, perasaan depresi sangat rentan dengan kemungkinan seseorang untuk bunuh diri.
– Cara mengatasi jerawat
Sebenarnya dapat dilakukan secara sederhana di rumah dan tidak perlu sampai pergi ke dokter, kecuali jika jerawatmu memang perlu penanganan medis. Rajinlah membersihkan wajah, minimal 2 kali sehari. Jangan biasakan untuk memencet jerawat, karena dapat menyebabkan infeksi akibat bakteri yang menempel pada tangan.
Kemudian, gunakanlah krim pelembap wajah yang kandungannya disesuaikan dengan kondisi wajahmu. Setelah itu, lengkapi dengan menggunakan produk perawatan wajah untuk menghilangkan bekas jerawat, seperti produk yang mengandung Benzoyl peroxide, Salicylic acid, Alpha hydroxyl acid, atau tea tree oil.
2. Eksem
Kondisi ini umum dialami bayi dan anak-anak balita. Penyakit kulit yang memiliki istilah dermatitis atopic ini dapat berlangsung dalam jangka waktu lama. Selain itu, penyakit kulit ini bersifat kambuhan, yaitu dapat menghilang selama beberapa waktu dan akan kembali muncul ketika mengalami beberapa kondisi pemicu.
Jika Kamu menderita eksem, mungkin Kamu juga menderita alergi lainnya, seperti asma. Biasanya, eksem muncul di kulit kepala, dahi, atau wajah. Saat kambuh, dapat menyebabkan gatal-gatal parah hingga mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari.
– Ciri-ciri eksem
Penyakit kulit ini akan sangat gatal di malam hari. Bagian kulit yang menderita akan berwarna merah hingga abu-abu kecokelatan. Kemudian, akan ada benjolan kecil di sekitarnya. Kulitnya pun akan menebal, kering, dan pecah-pecah.
Sebaiknya hindari menggaruk area kulit yang mengalami eksem, sebab akan menyebabkan lecet, sensitif, dan bengkak. Pada usia bayi, eksem muncul di area wajah dan kulit kepala. Pada anak usia 2 tahun, akan muncul ruam di lipatan siku maupun lutut. Sedangkan pada orang tua, eksem dapat muncul di seluruh tubuh.
– Faktor pemicu eksem
Sama halnya dengan jerawat, eksem pun dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Biasanya, didukung oleh jenis alergi lain, seperti asma. Dapat pula disebabkan oleh faktor lingkungan kerja, khususnya di lingkungan medis.
Pada anak-anak, eksem bisa terjadi akibat lingkungan tempat tinggalnya. Anak yang dititipkan pada orang lain atau lembaga penitipan anak, serta anak yang memiliki gangguan seperti hiperaktif atau ADHD akan lebih mudah terserang eksem.
– Cara mengatasi eksem
Sebagai pengobatan, biasanya dokter akan memberikan beberapa obat resep terkait gejala maupun eksem itu sendiri. Namun, jika eksem kambuh di situasi yang tidak memungkinkan untuk pergi ke dokter, dapat dilakukan cara pencegahannya berikut ini.
Pertama, saat eksem kambuh di malam hari, kompres area yang terinfeksi dengan cairan topical corticosteroids. Cairan ini dapat mengurangi pembengkakan, kemerahan, dan gatal-gatal yang tak tertahankan.
Kemudian, lakukan perawatan dengan emolien yang bersifat melembapkan pada kulit yang mengering. Terakhir, lengkapi pencegahan dengan melakukan phototherapy ultraviolet A buatan atau narrow UV B. Cara terakhir ini sebaiknya dilakukan sebagai terapi untuk mengobati eksem dan infeksinya.
3. Panu
Ini merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur dan akan menyerang pigmen kulit. Sehingga, penderita panu akan mengalami bercak putih pada area yang terinfeksi.
Namun, ternyata pada beberapa kasus terdapat pula penderita panu yang mengalami bercak warna lain, seperti merah muda atau justru lebih gelap dari warna kulitnya. Penyakit yang memiliki istilah medis tinea versicolor atau pityriasis versicolor ini termasuk jenis penyakit menular!
– Penyebab panu
Sama seperti jenis penyakit kulit lainnya, panu juga menyebabkan gatal pada area yang terinfeksi. Biasanya, penyakit ini lebih sering menyerang kulit yang mengalami perubahan akibat cuaca panas, seperti kulit terlalu berminyak disertai kondisi kekebalan tubuh yang lemah.
Daerah yang lembap, bersuhu hangat, dan memicu keringat keluar berlebihan dapat memicu timbulnya panu. Namun, seringkali perubahan hormon pun memengaruhi timbulnya penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur malassezia ini.
– Cara mengatasi panu
Sebagai pencegahan, sebaiknya tidak melakukan kontak fisik dengan penderita, seperti berbagi sabun mandi, handuk, maupun saling meminjam pakaian. Untuk pengobatannya, yaitu dengan mengoleskan salep maupun krim kulit yang mengandung klotrimazol, belerang, mikonazol, maupun selenium sulfida secara rutin.
Jika sulit menemukan obatnya, dapat pula menggunakan obat tradisional, yaitu menggunakan sari lengkuas dan jahe. Oleskan kedua bahan tersebut pada area yang terinfeksi panu. Namun di samping itu, cara terbaik untuk melakukan pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan diri, salah satunya mandi secara teratur, agar kelembapan kulit dapat terjaga secara alami.
Baca Juga : Efek Begadang Bagi Wajah
4. Herpes
Penyakit kulit yang menimbulkan ruam ini perlu perhatian ekstra. Sebab, herpes dapat sangat menganggu hingga menyebabkan sakit dan demam bagi penderitanya. Herpes disebabkan oleh virus varisella. Virus ini juga dapat menyerang tulang belakang dan otak. Varisella sedikit berbahaya, sebab dapat hilang kemudian muncul kembali.
Selain ruam, area yang terinfeksi akan menimbulkan rasa panas seperti terbakar. Jika disentuh dan pecah, dapat menyebabkan infeksi di daerah sekitarnya dan semakin mudah untuk ditularkan kepada orang lain. Pada tahap serius, penyakit ini dapat menyebabkan sakit kepala, demam, disertai kelelahan.
Tidak ada cara lain untuk mengobati penyakit kulit ini selain dengan melakukan perawatan medis atau menggunakan krim khusus untuk kulit yang mengandung antibiotik. Sebagai upaya pencegahan, khususnya dalam hal penyebaran penyakit, sebaiknya penderita yang telah menderita infeksi lanjut melakukan vaksinasi untuk menambah kekebalan tubuh terhadap serangan virus varisella.
– Jenis-jenis herpes
Dilihat dari virus penyebabnya, herpes terbagi menjadi 2 jenis, yaitu herpes zoster dan herpes genitalis. Perbedaannya, herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisella zoster. Jenis ini memiliki gejala seperti cacar air, karena disebabkan oleh virus yang sama.
Risiko terjangkit herpes jenis ini adalah akibat penurunan sistem imun yang biasa dialami seiring pertambahan usia. Selain manula, ibu hamil juga berisiko tinggi menderita herpes. Apabila terinfeksi herpes selama hamil, dapat menyebabkan risiko yang lebih parah, yaitu kematian pada janin.
Kedua, jenis herpes genitalis. Merupakan jenis herpes yang disebabkan oleh virus yang berasal dari hubungan seksual tidak sehat. Jenis ini menimbulkan infeksi atau peradangan pada kulit sekitar vagina, penis, anus, pantat, dan selangkangan.
5. Psoriasis
Jenis penyakit kulit ini paling jarang diketahui orang, dan mungkin Kamu salah satunya. Psoriasis merupakan penyakit penebalan kulit. Peradangan yang terjadi termasuk dalam jenis penyakit kulit menahun dan dapat mengganggu kenyamanan penderitanya. Beberapa selebriti telah mengalami penyakit ini, salah satunya Kim Kardashian.
Awalnya, penderita akan mengalami ruam merah, kulit terkelupas, menebal, kemudian terasa kering, hingga bersisik. Tanda-tanda tersebut muncul disertai dengan rasa gatal atau sedikit perih. Umumnya, psoriasis muncul pada area lutut, punggung bawah, siku, dan kulit kepala. Namun, psoriasis dapat menyerang seluruh bagian tubuh.
– Penyebab psoriasis
Jika dibiarkan, penyakit ini dapat terus berkembang dan semakin parah hingga mengganggu kenyamanan penderitanya. Sayangnya, hingga saat ini belum ditemukan secara pasti apa saja penyebab munculnya psoriasis.
Secara garis besar, psoriasis selalu dihubungkan dengan sistem kekebalan tubuh. Diduga penyakit ini terjadi akibat adanya gangguan autoimun yang menyerang sel-sel kulit yang sehat.
Pada kondisi normal, tubuh akan mengganti sel kulit mati dalam beberapa minggu sekali. Namun pada penderita psoriasis, sel kulit akan berganti dalam waktu cepat atau hanya dalam hitungan hari. Sehingga, terjadi penumpukan sel kulit yang akhirnya membentuk penebalan kulit.
Selain autoimun, psoriasis juga dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan beberapa kondisi khusus, contohnya infeksi tenggorokan, stres, obesitas, HIV, cedera kulit, hingga akibat penggunaan obat-obatan tertentu.
Di atas adalah sebagian kecil masalah kulit yang dapat dialami setiap orang. Inti dari setiap permasalahan kesehatan pun sebenarnya sama, kita dituntut untuk lebih peduli pada kebersihan demi menunjang kesehatan.
Karenanya, jangan lupa untuk rajin membersihkan diri sebagai upaya pencegahan dari serangan bakteri dan kuman. Selain itu, jangan segan untuk bertanya kepada ahli jika mengalami hal yang ganjil pada tubuhmu. Jangan disepelekan, karena mencegah tetap lebih baik daripada mengobati, lho!
Sumber : guesehat.com
Efek begadang pada wajah: kulit kering
“Kamu keliatan capek banget. Abis begadang, ya?” Rasanya semua orang pasti pernah mendapat “sapaan” seperti itu saat tiba di kantor atau bertemu kerabat. Dan memang, senyata itu efek begadang bagi wajah.
Oh ya, sebelum membahas lebih banyak tentang efek begadang bagi wajah, Kamu perlu tahu dulu jam berapa sih idealnya seseorang harus tidur di malam hari? Jawabannya adalah sekitar jam 8-12 malam, Gengs!
Setiap orang tentu memiliki waktu masing-masing kapan mereka mulai merasa ngantuk. Itulah mengapa tidak bisa ditetapkan secara pasti jam berapa seseorang harus tidur. Namun, sebaiknya Kamu harus tidur sebelum tengah malam atau jam 12, ya.
Dengan batas waktu tersebut, Kamu akan bisa memperoleh waktu tidur restoratif (pemulihan) dan tidur REM (Rapid Eye Movement). Untuk mengetahui berapa jam tidur yang Kamu butuhkan, cobalah untuk tidur 15 menit lebih awal setiap malam, lalu terus tambahkan 15 menit di malam-malam berikutnya sampai Kamu merasa segar sepanjang hari.
Oke, sekarang kembali ke pembahasan soal efek begadang bagi wajah yang bisa membuat kulit kering. Ketika melewatkan jam tidur krusial, sistem metabolisme tubuh tentu berantakan, yang diikuti dengan penurunan kelembapan kulit dan level pH kulit. Jika level pH turun, kulit jadi tak mampu memproduksi kelembapan yang diperlukan, hingga akhirnya kulit menjadi kering.
Tak hanya kering, kulit kemerahan dan rona tak merata juga menjadi efek begadang bagi wajah yang merugikanmu. Soalnya, peredaran darah yang semestinya meningkat, malah jadi melambat dan terhambat.
Efek begadang bagi wajah: lingkaran hitam dan mata bengkak
Terjadinya lingkaran hitam di bawah mata memang tak selalu karena kurang tidur. Genetik dan ras juga mengambil peran di dalamnya. Namun jika Kamu kurang tidur, sudah pasti akan “meninggalkan” cinderamata di bawah matamu, yaitu lingkaran hitam.
Ini terjadi karena pembuluh darah di area bawah mata melebar akibat kurangnya waktu untuk beregenerasi. Pelebaran tersebut lalu meninggalkan rona yang cenderung kebiruan atau berwarna gelap.
Tak hanya menggelap, area bawah mata juga akan cenderung membengkak jika begadang. Penyebabnya karena cairan tertahan di area bawah mata. Alhasil, di pagi harinya saat bangun tidur, area tersebut terlihat lebih menggembung dan membuat mata terlihat tak segar.
Memang, efek begadang bagi wajah yang satu ini bisa disamarkan dengan corrector berwarna peach atau oranye dan ditutupi dengan concealer. Atau, mengompres area bawah mata dengan kompres dingin, untuk membantu menghilangkan gumpalan cairan yang terkunci di sana. Namun ingat, itu hanya bersifat menutupi dan mengatasi sementara, bukan memperbaiki.
Jadi, memiliki jam tidur yang cukup setiap harinya tetap penting. Pastikan pula posisi tidur Kamu benar, yaitu telentang dengan posisi bantal yang tak terlalu tinggi atau rendah, untuk mencegah cairan menumpuk di area wajah.
Baca Juga : Apa efek tato pada tubuh dan bahaya pada kesehatan
Efek begadang bagi wajah: jerawat
Tidur adalah kesempatan tubuh untuk memulihkan dan memperbaiki sel yang rusak. Tak heran, ketika tubuh kekurangan waktu untuk melakukan “tugas mulia” tersebut, efek begadang bagi wajah akan sangat jelas terlihat. Konsekuensi begadang yang bisa terjadi adalah muncul jerawat.
Inflamasi merupakan salah satu efek begadang bagi wajah yang paling sering terjadi. Hasil dari inflamasi ini bisa berbentuk eksem, psoriasis, alergi kulit, dan yang paling populer adalah jerawat.
Hal ini bisa terjadi lantaran tubuh memberikan respons peradangan yang lebih kuat ketika kekurangan waktu tidur. Belum lagi, kekurangan waktu tidur meningkatkan resistensi insulin. Nah, ketika ini berlangsung, sel kulit tak bisa beregenerasi, yang artinya sel kulit mati menutup pori-pori. Inilah yang menyebabkan jerawat.
Selain peradangan, kurangnya jam tidur dan jerawat juga bisa disebabkan oleh daya tahan tubuh Kamu yang melemah. Kondisi ini memudahkan bakteri untuk masuk, salah satunya menyebabkan hadirnya jerawat.
Namun, perlu diluruskan juga bahwa panjangnya jam tidur tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas tidur, ya. Sebagai informasi, ada 4 tahap tidur yang idealnya dicapai ketika tidur di malam hari. Tahap 1 atau istilah umumnya “tidur ayam”, Kamu masih terjaga sehingga akan mudah terbangun atau dibangunkan. Fase ini bisa berlangsung selama 5-10 menit.
Berlanjut ke tahap 2, tidur mulai pulas dan pernapasan melambat. Memasuki fase ini, berarti Kamu siap untuk masuk ke tahap deep sleep. Kemudian masuk ke tahap 3 atau disebut Non-Rapid Eye Movement (NREM), ketika tidur semakin dalam dan tubuh akan sangat tak responsif. Di fase ini, sudah berlangsung proses perbaikan jaringan tubuh, pembentukan tulang dan otot, serta peningkatan sistem imunitas.
Jika tak mengalami interupsi, Kamu akan masuk ke tahap 4, yaitu Rapid Eye Movement (REM). Di fase ini, napas mulai teratur, detak jantung meningkat, dan mata akan bergerak-gerak. Untuk sampai ke tahap ini, biasanya membutuhkan waktu sekitar 90 menit dari mulai tertidur. Di tahap inilah Kamu akan mulai aktif bermimpi karena otak mulai intens bekerja.
Jika bisa mencapai tahap terakhir tidur ini, barulah bisa dibilang bahwa Kamu memiliki tidur yang berkualitas. Istilah lainnya adalah tidur yang restoratif atau memulihkan karena menguntungkan banyak aspek kesehatan, termasuk kulit.
Efek begadang bagi wajah: penuaan dini
Para ahli dermatologi mengatakan bahwa salah satu cara untuk awet muda adalah tidur. Alasannya, tak lain karena proses regenerasi yang bisa memulihkan dan membantu sel saraf untuk membangun jaringan yang kuat terjadi saat tidur nyenyak dan mencapai tahap REM.
Bahkan, banyak penelitian yang membuktikan meski hanya kurang tidur 1 kali, efek begadang bagi wajah akan langsung terlihat di pagi harinya. Efek tersebut meliputi mata sayu, mata bengkak, lingkaran hitam di bawah mata terlihat lebih gelap, rona kulit lebih pucat, garis halus dan kerutan di wajah lebih terlihat, dan sisi mulut terlihat turun.
Bisa menebak apa arti dari semua tanda-tanda barusan? Ya benar, Kamu akan terlihat lebih tua! Dan, hal yang terjadi hanya semalam itu bisa menetap secara permanen jika pola tidur tak segera diperbaiki. Tentu tak mau kan efek begadang bagi wajah jadi penyebab Kamu terlihat 2 atau 3 tahun lebih tua?
Tidur dan penuaan dini memang sangat erat kaitannya. Ketika tak cukup tidur, tubuh melepaskan hormon stres kortisol lebih banyak lagi. Peningkatan jumlah kortisol ini lalu memecah kolagen yang menjadi unsur utama kulit terasa halus dan kenyal.
Selain itu, hormon pertumbuhan yang bermanfaat untuk meningkatkan massa otot, ketebalan kulit, dan kekuatan tulang juga berkurang akibat kurangnya waktu tidur. Ditambah lagi, kulit sebagai organ terbesar tubuh, menjadi area yang paling luas untuk dilalui oleh darah.
Yup, ketika tertidur pulas, aliran darah berjalan lancar, serta aktivitas organ untuk membentuk kolagen dan memperbaiki kerusakan akibat paparan sinar UV, yang berefek menimbulkan kerutan dan noda wajah (age spots), pun akan bekerja.
Begitu signifikan efek begadang bagi wajah. Nah, sebelum semua efek begadang bagi wajah terjadi padamu, yuk lebih tegas pada dirimu sendiri soal jam tidur. Matikan alat elektronik, jauhkan ponsel, dan redupkan cahaya kamar agar tidurmu lebih berkuallitas. (AS)
Sumber : Guesehat.com
Tato adalah salah satu seni menggambar tubuh menggunakan tinta dan jarum khusus. Jarum akan memasukkan tinta ke dalam lapisan kulit Anda. Di tangan seniman tato terbaik, maka hasil tato akan tampak memukau. Namun, di balik keindahan tato, ternyata tato memiliki efek samping yang berbahaya bagi kesehatan yang tentu akan membuat Anda berpikir dua kali untuk bikin tato pada tubuh Anda. Berikut ini adalah beberapa efek tato bagi tubuh serta kesehatan Anda.
Beberapa jenis tinta tato bisa bersifat toksik (beracun). Bahkan ada juga yang mengandung zat karsinogen (pemicu kanker kanker) dan tidak memenuhi standar keamanan internasional dalam hal komposisi tinta. Ada juga komponen yang tidak aman dalam tinta tato, misalnya barium, merkuri, tembaga, dan lain sebagainya.
Food and Drug Administration, yaitu lembaga pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat, juga menyebut bahwa pigmen atau cat yang dipakai dalam tinta tato merupakan bahan yang dipakai dalam industri, seperti tinta printer atau cat mobil.
Baca Juga : Apa itu Coronaviruses (CoV) dan Cara Pencegahan
Tinta tato juga mungkin saja menimbulkan reaksi alergi setelah tato dibuat atau bahkan bertahun-tahun kemudian. Saat ini juga sedang diteliti apakah pigmen dan zat-zat itu bisa dipecah oleh tubuh dan dampaknya dalam jangka panjang.
Granuloma
Granuloma merupakan benjolan kulit yang muncul di sekitar tato. Benjolan ini bisa menjadi tahi lalat dan bisa menimbulkan masalah selama bertahun-tahun. Hal ini terjadi karena tubuh bereaksi terhadap suatu benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Tinta dari tato ini bisa dikatakan benda asing yang akan membuat kulit Anda seperti melepuh.
Keloid
Kulit yang sudah di tato mungkin menimbulkan bekas luka yang melampaui batas normal. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan yang berlebihan pada jaringan parut saat kulit Anda ditato. Keloid lebih banyak menimbulkan masalah penampilan dibanding kesehatan. Anda mungkin akan merasa terganggu dengan keloid yang besar dan berada pada tempat yang mudah terlihat orang.
Penyakit menular
Tato seharusnya dibuat menggunakan jarum yang steril dan sekali pakai. Jika jarum untuk tato tidak steril dan sudah pernah dipakai sebelumnya, maka akan meningkatkan risiko penularan beberapa jenis penyakit berbahaya.
Jarum yang tidak steril akan memungkinkan Anda terkontaminasi dengan darah seseorang yang mengalami penyakit menular. Penyakit yang dapat ditularkan melalui aliran darah di antaranya adalah HIV/AIDS, tetanus, hepatitis B, dan hepatitis C. Jadi, pastikan Anda bikin tato di studio yang terpercaya, bereputasi baik, dan selalu menggunakan jarum suntik baru yang masih disegel dalam bungkusnya.
Tato bisa memengaruhi pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Tinta yang berbahan dasar logam bisa menghambat proses pemeriksaan melalui scan (pindai) MRI. Dalam beberapa kasus langka, juga diketahui ada pasien yang mengalami luka bakar karena tatonya bereaksi dengan MRI. Selain itu, pigmen pada tato bisa mengganggu kualitas gambar yang diambil dan jika tinta mengandung logam, warna pada tato akan memudar.
Sumber : hellosehat.com