Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan pada manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Penyakit ini sering disebut juga penyakit anjing gila, karena anjing yang terinfeksi rabies bisa menunjukkan perilaku seperti “anjing gila”.
Rabies juga tergolong penyakit berbahaya yang sudah banyak menelan banyak korban jiwa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 59000 orang di dunia meninggal akibat rabies setiap tahunnya. Yuk, simak fakta seputar rabies berikut ini agar kamu bisa mewaspadai penyakit tersebut:
1.Rabies Menyerang Sistem Saraf Pusat
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus sejenis Lyssavirus. Virus rabies menyerang sistem saraf pusat. Bila orang yang terkena rabies tidak segera mendapatkan pengobatan medis, virus tersebut dapat menyebabkan penyakit di otak yang pada akhirnya mengakibatkan kematian.
2.Tidak Hanya Anjing, Hewan Ini Bisa Menularkan Rabies
Virus rabies umumnya menyebar melalui kontak dengan air liur hewan yang terinfeksi. Biasanya, hewan yang terinfeksi menyebarkan virus dengan cara menggigit atau mencakar hewan lain atau manusia. Pada kasus yang jarang terjadi, penyebaran rabies bisa terjadi ketika air liur hewan tersebut masuk ke luka terbuka atau selaput lendir, seperti mulut dan mata. Hal itu bisa terjadi bila hewan terinfeksi menjilat luka terbuka pada kulit manusia.
Anjing adalah hewan yang paling dikenal dapat menyebabkan rabies. Namun, ternyata penyakit tersebut juga bisa ditularkan oleh banyak jenis hewan mamalia lainnya, antara lain kucing, sapi, kambing dan kuda. Dilansir dari American Humane, hewan pembawa rabies yang paling umum di Amerika Serikat adalah rakung, kelelawar, sigung, dan rubah.
3.Gejala Awal Rabies Mirip dengan Gejala Flu
Setelah terinfeksi melalui gigitan, cakaran, atau cara penularan lainnya, virus rabies akan menyebar ke seluruh tubuh hingga ke otak sebelum dapat menimbulkan gejala. Jeda waktu antara paparan dan munculnya gejala ini disebut masa inkubasi, dan bisa berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Masa inkubasi dapat bervariasi tergantung pada lokasi tempat terinfeksi (seberapa jauh dari otak), jenis virus rabies, dan kekebalan tubuh kamu.
Pada awalnya, gejala rabies yang muncul mungkin sangat mirip dengan gejala flu, seperti tubuh terasa lemah dan tidak nyaman, demam atau sakit kepala. Gejala tersebut bisa berlangsung selama berhari-hari dan dapat berkembang menjadi gejala neurologis akut bila tidak segera mendapatkan pengobatan.
4.Rabies Bisa Berakibat Fatal Begitu Gejala Muncul
Bila kamu digigit atau dicakar hewan dan mengalami gejala mirip flu seperti di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Pasalnya, rabies hampir selalu berakibat fatal begitu gejala klinis muncul.
Hewan yang terinfeksi biasanya mati dalam lima hari setelah mengalami gejala klinis. Begitu juga dengan manusia. Sampai saat ini, tercatat kurang dari 20 kasus manusia yang dapat bertahan hidup dari rabies klinis, dan hanya beberapa yang selamat yang tidak memiliki riwayat profilaksis sebelum atau sesudah pajanan.
Setelah gejala awal yang mirip dengan gejala flu muncul, pengidap rabies bisa mengalami gejala lanjutan. Bila pengidap mengalami gejala lanjutan, hal itu berarti kondisinya sudah memburuk. Berikut gejala lanjutan rabies yang perlu diwaspadai:
- Cemas;
- Bingung;
- Insomnia;
- Halusinasi;
- Produksi air liur berlebih;
- Sulit menelan;
- Sesak napas.
5.Rabies Bisa Dicegah
Meskipun belum ada obatnya, rabies bisa dicegah dengan berbagai cara. Cara terbaik untuk mencegah rabies dengan menghindari binatang liar, termasuk binatang yang terluka. Mengingat binatang peliharaan, seperti anjing dan kucing, juga berisiko terinfeksi rabies, kamu dianjurkan untuk memberikan vaksin pada binatang peliharaan.
Bila digigit atau dicakar oleh binatang, segera cuci luka dengan menggunakan air mengalir dan sabun. Kamu juga dianjurkan untuk menemui dokter untuk mendapatkan vaksin yang dapat mencegah rabies setelah digigit hewan.