Bali Royal Hospital
  • Layanan
    • Layanan Medis
      • Layanan 24 Jam
      • Layanan Penunjang Medis
      • Layanan Rawat Jalan
      • Fasilitas Penunjang
      • Layanan Rawat Inap
    • Layanan Unggulan
      • Royal Sport Therapy
    • Layanan Khusus
      • Royal Orthopaedi Services
      • Royal Beauty Clinic
      • Laser Urology & ESWL
      • Hemodialisa
      • Dry Needling
    • International Services
  • Royal Wellness ✨
  • Dokter Spesialis
  • Tarif Kamar Rawat Inap
  • MCU
  • Info
    • Profil RS
    • BROS Mobile
    • Artikel
    • Video
    • Kegiatan & Berita
    • Karir
    • Asuransi Mitra
  • Language: Indonesia
    • Indonesia Indonesia
    • English English
  • Layanan
    • Layanan Medis
      • Layanan 24 Jam
      • Layanan Penunjang Medis
      • Layanan Rawat Jalan
      • Fasilitas Penunjang
      • Layanan Rawat Inap
    • Layanan Unggulan
      • Royal Sport Therapy
    • Layanan Khusus
      • Royal Orthopaedi Services
      • Royal Beauty Clinic
      • Laser Urology & ESWL
      • Hemodialisa
      • Dry Needling
    • International Services
  • Royal Wellness ✨
  • Dokter Spesialis
  • Tarif Kamar Rawat Inap
  • MCU
  • Info
    • Profil RS
    • BROS Mobile
    • Artikel
    • Video
    • Kegiatan & Berita
    • Karir
    • Asuransi Mitra
  • Language: Indonesia
    • Indonesia Indonesia
    • English English
Hal yang Wajib Anda Tahu Sebelum Melahirkan Pertama Kali
Link Enlarge

5 Hal yang Wajib Anda Tahu Sebelum Melahirkan Pertama Kali

Bali Royal Hospital June 4, 2022 Artikel 0

Setelah sembilan bulan kehamilan, kini Anda tinggal selangkah lagi untuk akhirnya dapat bertemu dengan malaikat kecil Anda. Terlebih lagi jika Anda saat ini sedang hamil dengan anak pertama, Anda mungkin merasa gugup tentang persalinan dan melahirkan pertama kali.

Kami telah membuat daftar pertanyaan yang Anda miliki tentang persalinan, dan memberikan jawaban yang akan memudahkan kekhawatiran Anda.

Apakah saya akan sadar saat air ketuban saya pecah?

Anda mungkin tidak akan sadar bahwa air ketuban Anda sudah pecah dan terbangun kaget menemukan bekas ompolan di seprai Anda, jika ini terjadi di malam hari. Jika pecah di siang hari, Anda mungkin mengira Anda baru saja kencing di celana — kebocoran urin di penghujung kehamilan termasuk normal akibat kepala bayi yang menindih kandung kemih Anda — tapi kebanyakan wanita akan bisa cepat menyadari bahwa itu bukan urin. Sensasi dan bau air ketuban berbeda dari urin. Kadang, air ketuban bisa sedikit menyembur, yang membuat Anda harus cepat-cepat ganti pakaian, tapi kemudian bisa tidak keluar lagi akibat posisi kepala bayi yang memblokir bukaan rahim sehingga cairan hanya akan keluar lagi jika anda berganti posisi. Kadang, air ketuban pecah hanya menetes pelan.

Air ketuban pecah menandakan Anda siap melahirkan, namun Anda tidak perlu panik terburu-buru ke rumah sakit. Pada umumnya, ketuban akan pecah selama persalinan, bukan di awal. Yang harus Anda lakukan jika air ketuban pecah duluan adalah menelepon dokter Anda. Ini artinya Anda akan siap melahirkan dalam 1-2 hari ke depan. Jika air ketuban Anda pecah sebelum kontraksi dimulai, bahwa kebanyakan wanita akan mulai melahirkan dalam 24 jam.

Apa tandanya kalau ini sudah waktunya melahirkan?

Banyak tanda-tanda yang memberi Anda isyarat bahwa persalinan sudah dekat, seperti keluarnya lendir-darah (mucous plug), bayi turun atau “merosot jatuh”, dan perasaan kram yang disertai gejala umum flu; tapi pada umumnya Anda akan bertumpu pada durasi kontraksi yang menjadi lebih lama, lebih kuat, dan lebih dekat dalam satu waktu. Kontraksi adalah pengetatan otot rahim dan dapat berlangsung dari sekitar 45-90 detik di akhir persalinan. Perut Anda menjadi sangat keras selama kontraksi dan kemudian melembut lagi. Pada awalnya kontraksi tidak terasa sakit tapi akan jadi sangat kuat seiring kemajuan persalinan.

Banyak wanita mendapatkan kontraksi “palsu”. Kontraksi palsu ini tidak membuka leher rahim dan tidak membuat Anda segera melahirkan. Perbedaan antara kontraksi palsu, alias kontraksi Braxton-Hicks, dan kontraksi tanda persalinan nyata adalah bahwa kontraksi persalinan tidak akan menghilang ketika Anda mengubah posisi atau minum air, dan durasinya menjadi lebih lama, lebih kuat, dan lebih sering. Sering kali wanita mulai menyadari sebenarnya waktu persalinan telah dimulai ketika kontraksi berada di sekitar 5 atau 6 menit terpisah dan terasa cukup menyakitkan sehingga Anda harus menghentikan apa yang sedang Anda lakukan saat itu.

Wanita diberikan isyarat yang cukup banyak untuk membantu mereka menyadari bahwa mereka akan bersalin dalam waktu dekat. Bicarakan dengan bidan atau dokter tentang tanda-tanda persalinan dan situasi apa saja yang mengharuskan Anda menelepon atau segera pergi ke rumah sakit.

Kapan harus segera ke rumah sakit?

Untuk Anda yang akan melahirkan pertama kalinya, dan dengan ketiadaan asistensi petugas medis, disarankan untuk segera ke rumah sakit saat jarak antar kontraksi sekitar 3-4 menit, selama 1 menit setiap kalinya, dan polanya menetap selama satu jam (4-1-1).

Anda akan berhubungan dengan dokter atau bidan sebelum waktu itu sehingga Anda tidak akan melakukan hal apapun yang sembrono untuk membiarkan Anda melahirkan di rumah. Jika Anda lebih memilih untuk meminimalisir intervensi, tetap di rumah selama tahap persalinan awal sangat bermanfaat. Dokter dan staf rumah sakit hanya akan mengutus Anda dan pasangan kembali ke rumah untuk menunggu jika datang terlalu cepat. Banyak pasangan yang khawatir apakah mereka akan sampai ke rumah sakit tepat waktu, tapi Anda tidak perlu cemas jika Anda mengikuti panduan 4-1-1 di atas.

Persalinan pertama rata-rata terjadi dalam waktu 24 jam — bayi yang lahir di taksi jarang terjadi pada ibu yang baru melahirkan pertama kali. Bicaralah dengan dokter atau bidan tentang kapan harus berangkat dan apa yang bisa dilakukan di rumah sebelum Anda benar-benar pergi sehingga Anda tidak perlu lagi terlalu cemas.

Apakah tidak lebih baik untuk melahirkan di rumah saja?

Ibu yang memilih untuk melahirkan pertama kalinya di rumah membawa risiko bayi lahir mati (stillbirth) atau bayi mati mendadak (SIDS) yang lebih tinggi daripada yang memilih untuk melahirkan di rumah sakit/klinik persalinan, dilansir dari The Guardian. Lebih lanjut, 45% persalinan di rumah yang direncanakan berakhir dengan intervensi medis yang mengharuskan ibu dipindahkan ke rumah sakit selama persalinan.

Apakah saya bisa pakai obat bius selama melahirkan?

Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa melahirkan itu sangat menyakitkan, dan setiap ibu berbeda dalam bagaimana dia mengalami hal itu. Alih-alih diteror rasa sakit, pikirkan kemungkinan pilihan Anda untuk mengatasinya. Beberapa ibu langsung tahu bahwa mereka akan memilih epidural atau jenis lain dari obat penghilang rasa sakit. Beberapa memilih menunggu dan mengambil tindakan begitu diperlukan, sementara yang lain ingin mengalami melahirkan alami tanpa obat nyeri.

Profesional kesehatan menyatakan keberatan akan penggunaan epidural (suntikan ke dura mater sumsum tulang belakang, memberikan sensasi kebas seluruhnya di bawah pinggang), karena melahirkan normal yang ideal menurut mereka adalah persalinan tanpa intervensi. Intervensi medis lebih mungkin terjadi begitu Anda sudah di bangsal persalinan. Banyak dokter kandungan dan wanita akan berpendapat bahwa cara beradaptasi terhadap nyeri adalah pilihan pribadi, dan bahkan jika pilihan itu meningkatkan risiko jenis lain dari intervensi medis, keputusan itu tidak akan disesali (jika alternatifnya adalah penderitaan).

Pada akhirnya, keputusan bagaimana Anda memilih untuk mengatasi nyeri persalinan sepenuhnya di tangan Anda sebagai orang yang menjalani semua proses tersebut.

Kapan saya harus mulai mengejan?

Menurut Journal of Midwifery & Women’s Health, dilansir dari Health Line, begitu leher rahim Anda terbuka lebar (sekitar 10 cm) dokter atau bidan akan mulai menginstruksikan Anda untuk mengejan. Jika Anda belum/tidak menerima obat penahan nyeri, keinginan untuk mengejan akan terasa sangat kuat. Bagi kebanyakan wanita, rasanya lebih baik untuk mengejan daripada menundanya. Mengejan dilakukan secara naluriah dan sekeras yang Anda rasa perlu.

Jika Anda mendapatkan epidural, Anda tidak akan mengalami rasa sakit, namun Anda akan merasakan tekanan. Koordinasi otot Anda akan jadi sedikit lebih sulit diajak kerja sama untuk mengejan secara efektif sehingga mungkin Anda harus mengandalkan panduan perawat, bidan, atau dokter untuk mulai mendorong. Kebanyakan wanita dengan epidural bisa mengejan dengan sangat efektif dan tidak akan memerlukan bantuan forceps atau vacuum extractor untuk melahirkan bayinya. Jika Anda sangat mati rasa, kadang-kadang perawat atau dokter akan menyarankan Anda untuk beristirahat sejenak sementara rahim terus mengejan bayi ke bawah. Setelah beberapa saat, efek epidural akan berkurang, Anda akan merasa lebih mampu untuk mengejan, bayi akan merosot lebih ke bawah menuju jalan lahir, dan persalinan dapat melanjutkan.

Untuk mengejan secara efektif, Anda akan perlu untuk mengambil napas dalam-dalam dan menahannya di paru-paru, menempatkan dagu pada dada Anda, dan tarik kaki Anda ke arah dada Anda saat mengejan. Petunjuk yang sama berlaku jika Anda melahirkan dengan posisi jongkok. Anda menggunakan otot yang sama untuk mendorong bayi keluar seperti untuk mengejan buang air besar. Otot-otot tertentu yang sangat kuat dan efektif dalam membantu melahirkan bayi. Jika otot ini tidak digunakan, proses persalinan dapat berjalan jauh lebih lama dari biasanya. Cek di sini untuk memahami lebih jelasnya mengenai tahapan persalinan normal.

Bagaimana jika saya buang air besar selama bersalin?

Wajar jika Anda tidak sengaja buang air besar selama bersalin. Tidak perlu malu, karena dokter dan staf kebidanan sudah terbiasa dengan ini — dan juga menjadi bagian dari tugas mereka untuk membersihkannya selama prosedur.

Ketika Anda mendorong bayi keluar, ada kesempatan besar bahwa hal-hal lain akan keluar mengikuti. Biasanya tidak banyak — ibu hamil sering mengalami kebelet BAB pada akhir kehamilan dan cenderung bolak-balik ke kamar mandi selama persalinan awal. Jika Anda tidak mendapatkan epidural, insting untuk mengejan pertama kali akan sangat mirip dengan perasaan kebelet BAB di saat genting. Beberapa wanita bisa tidak merasakan keinginan untuk mengejan, tetapi jika Anda merasakannya, lakukanlah. Kemungkinan terbesar, perasaan kebelet itu adalah hasrat Anda untuk segera mengeluarkan si jabang bayi — bukan yang lain.

Bagaimana jika saya ingin menjalani operasi caesar?

Secara klinis, hampir semua orang mencoba untuk membujuk ibu menghindari operasi caesar alias C-section karena tingginya risiko dan waktu pemulihan lebih lama. Operasi caesar juga sering dilakukan dalam proses melahirkan jika sang ibu merasa takut, dan tenaga profesional seharusnya mengambil jalan untuk meredakan kecemasan pasiennya daripada memenuhi tuntutannya. Tapi di sisi lain, seseorang sering menginginkan hal tertentu karena alasan tertentu. Hal ini, sekali lagi, adalah pilihan pribadi Anda sebagai orang yang menjalani proses tersebut. Cari tahu apa yang terjadi selama proses melahirkan caesar di sini.

Kapan saya boleh mulai menyusui bayi saya?

Setelah dokter/bidan Anda selesai mengecek status keseluruhan bayi Anda (uji Apgar, memotong ari-ari, mengambil ambil sampel darah) — bisa dilakukan sambil Anda mendekapnya — Anda boleh mulai menyusui sesegera mungkin.

Bahkan, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bahwa bayi yang sehat agar “ditempatkan dan tetap dalam kontak kulit-ke-kulit dengan ibu mereka segera setelah melahirkan sampai menyusui pertama berhasil dilakukan.” Tidak perlu panik jika bayi Anda tampaknya kesulitan menemukan atau menetap di puting Anda tepat setelah lahir — ia mungkin hanya menjilat puting Anda pada awalnya. Kebanyakan bayi akhirnya akan mulai menyusu dalam kurang lebih satu jam, saat diberi kesempatan.

Jangan malu meminta pengasuh atau perawat untuk membantu Anda memulai menyusui ketika Anda masih di ruangan persalinan (atau kamar pemulihan, jika Anda menjalani caesar). Kemudian, ketika Anda dipindahkan ke unit postpartum, mungkin ada konsultan laktasi yang tersedia untuk pembinaan menyusui. Anda harus terlebih dulu mengetahui sumber daya yang tersedia di fasilitas kesehatan tempat Anda menetap. Pastikan untuk meminta semua bantuan yang Anda butuhkan.

Sumber:

https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/persiapan/pertanyaan-seputar-melahirkan-pertama-kali/

Share This
Link Enlarge

Ingin Menentukan Jenis Kelamin Bayi Anda?

Bali Royal Hospital June 2, 2022 Artikel 0

Memiliki anak merupakan impian dari banyak pasangan suami-istri. Untuk beberapa pasangan, memiliki anak laki-laki atau perempuan bukan menjadi masalah. Namun, ada pula pasangan yang ingin memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu.

Ada berbagai alasan yang menyebabkan orang tua menginginkan anak dengan jenis kelamin tertentu, mulai dari preferensi masing-masing, sosial budaya, hingga masalah finansial (misalnya, anak laki-laki untuk meneruskan usaha keluarga).

Alasan kesehatan, seperti adanya kelainan genetik yang bisa diturunkan orangtua kepada anak dengan jenis kelamin tertentu, juga bisa menjadi alasan serius bagi pasangan untuk bisa menentukan jenis kelamin anak mereka.

Bagaimana jenis kelamin bayi ditentukan?

Jenis kelamin manusia ditentukan berdasarkan komposisi kromosom seks ketika terjadi pembuahan. Manusia memiliki 23 pasang kromosom, di mana satu pasang diantaranya adalah kromosom seks. Kromosom seks pada laki-laki terdiri dari X dan Y, sedangkan pada perempuan terdiri dari X dan X.

Ovum atau sel telur pada wanita selalu memiliki kromosom X, sedangkan sperma pada pria bisa memiliki kromosom X maupun Y. Ketika sperma bertemu dengan sel telur dan terjadi pembuahan, sperma yang nanti akan menentukan apakah janin memiliki jenis kelamin laki-laki atau perempuan.

Sperma dengan kromosom Y akan menghasilkan anak laki-laki, sedangkan sperma dengan kromosom X akan menghasilkan anak perempuan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu Anda menentukan jenis kelamin janin di dalam rahim. Anda bisa memilih antara cara alami atau dengan teknologi.

Cara alami yang paling sering dilakukan adalah dengan menggunakan metode Shettles. Sementara, dengan teknologi, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan seperti inseminasi buatan atau bayi tabung.

Menentukan jenis kelamin bayi dengan metode Shettles

Melansir dari The Embryo Project Encyclopedia, metode Shettles dikembangkan oleh dr. Landrum B. Shettles yang dituangkannya dalam sebuah buku berjudul Your Baby’s Sex: Now You Can Choose.

Berikut ini adalah cara yang dapat diterapkan dalam metode Shettles untuk masing-masing jenis kelamin.

1. Jenis kelamin laki-laki

Sperma pembawa kromosom laki-laki ukurannya lebih kecil, pergerakannya lebih cepat, tetapi memiliki usia yang lebih singkat dibanding sperma pembawa kromosom perempuan.

Berkat sifat tersebut, Shettles berpendapat bahwa waktu terbaik untuk melakukan hubungan seksual jika ingin memiliki anak laki-laki adalah ketika sudah tiba waktu pelepasan sel telur (ovulasi) hingga 2-3 hari setelahnya. Dengan begitu, sperma laki-laki akan lebih cepat membuahi sel telur, dibandingkan sperma perempuan.

2. Jenis kelamin perempuan

Berbeda dari sperma laki-laki, sperma perempuan memiliki usia yang lebih panjang dibandingkan dengan sperma laki-laki, tetapi pergerakannya lebih lambat.

Oleh karena itu, waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seksual adalah beberapa hari sebelum dan setelah terjadinya ovulasi. Artinya, Anda bisa langsung melakukan hubungan seksual setelah periode menstruasi selesai. Tujuannya agar hanya sperma perempuan yang berusia lebih panjang yang akan membuah sel telur.

Dilaporkan bahwa metode Shettles memiliki efektivitas hingga 75%. Jadi, perlu diingat bahwa masih ada 25% kemungkinan bahwa jenis kelamin anak Anda akan berbeda dengan yang Anda inginkan. Selain itu, ada juga beberapa penelitian lain yang membantah metode Shettles. Meski begitu, tidak ada salahnya jika Anda ingin mencoba metode ini membantu memengaruhi jenis kelamin janin yang akan dikandung.

Menentukan jenis kelamin bayi dengan inseminasi buatan dan bayi tabung

Inseminasi buatan dan bayi tabung merupakan metode yang paling akurat untuk membantu Anda menentukan jenis kelamin anak. Namun, perlu diingat bahwa keduanya memerlukan biaya yang cukup besar dan mengharuskan Anda untuk mengonsumsi obat tertentu. Berikut ini adalah masing-masing penjelasannya.

1. Inseminasi buatan

Untuk melakukan inseminasi buatan, sperma akan ditempatkan lebih dekat dengan lokasi tempat terjadinya pembuahan (pertemuan antara sperma dengan ovum).

Metode inseminasi buatan yang sering dilakukan adalah inseminasi intrauterin. Dengan menggunakan alat khusus berbentuk tabung kecil, dokter akan memasukkan sperma langsung ke dalam rahim.

2. Bayi tabung

Berbeda dengan inseminasi buatan, pembuahan pada metode bayi tabung terjadi di luar rahim. Dokter akan meminta Anda untuk mengonsumsi obat pemicu kesuburan agar Anda menghasilkan lebih dari satu sel telur. Sel telur yang dihasilkan akan diambil dan dipertemukan dengan sperma di dalam sebuah cawan petri.

Setelah 3-5 hari, hasil pembuahan yang sekarang telah menjadi embrio akan dimasukkan ke dalam rahim. Biasanya, jika usia Anda di bawah 35 tahun dan dalam kondisi sehat, jumlah embrio yang akan ditanam tidak lebih dari dua.

Kedua metode tersebut terlihat berbeda, tetapi ada satu tahapan yang sama, yaitu memilih jenis kelamin sperma yang diinginkan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode swim up.

Dengan metode ini, sperma laki-laki akan diambil, diletakkan dalam sebuah tabung yang berisi nutrisi untuk sperma, dan kemudian disentrifuse. Setelah itu, akan terjadi pemisahan antara cairan semen, yaitu sperma yang abnormal dan mati dengan sperma yang normal dan sehat.

Dari lapisan sperma yang normal, sperma laki-laki akan lebih cepat berenang ke arah permukaan dibandingkan dengan sperma perempuan. Maka dari itu, jika Anda menginginkan anak laki-laki, sperma inilah yang akan diambil untuk dibuahi dengan sel telur.

Jika Anda tertarik untuk melakukan metode bayi tabung atau inseminasi buatan, Anda bisa menghubungi dokter spesialis kandungan, terutama yang bergerak di bidang fertilitas. Jika Anda sedang merencanakan kehamilan, para ahli menyarankan untuk berhubungan seks setiap hari hingga beberapa hari sekali, terutama di sekitar waktu ovulasi.

Konsultasikan dengan dokter Anda jika upaya Anda belum berhasil setelah satu tahun atau lebih cepat jika Anda berusia di atas 35 tahun.

Sumber: 

https://hellosehat.com/kehamilan/kesuburan/program-hamil/menentukan-jenis-kelamin-anak-bayi/

Share This
Link Enlarge

Cara menghindari cedera lutut

Bali Royal Hospital May 31, 2022 Artikel 0

Sebenarnya, ada langkah pencegahan agar tidak cedera yang bisa Anda ikuti dan praktikkan dengan mudah. Berikut beberapa cara untuk mencegah cedera pada lutut, baik saat berolahraga atau dalam aktivitas sehari-hari.

  • Pemanasan untuk mempersiapkan kondisi sendi dan otot sebelum olahraga.
  • Peregangan sesudah melakukan berolahraga dengan gerakan yang ringan dan mudah.
  • Bangun program latihan secara perlahan dan hindari perubahan intensitas olahraga secara tiba-tiba.
  • Menggunakan sepatu olahraga yang sesuai aktivitas fisik yang Anda lakukan.
  • Memakai pelindung lutut ketika melakukan beberapa olahraga, seperti bersepeda.
  • Menjaga berat badan ideal agar tekanan pada lutut tidak bertambah.
  • Membiasakan diri menggunakan tangga dibandingkan lift, mengendarai sepeda, dan latihan angkat beban saat berolahraga untuk melatih kekuatan kaki.

Walaupun sudah mengikuti anjuran di atas, Anda mungkin masih bisa mengalami cedera lutut. Apabila kondisi ini terjadi, segera lakukan pertolongan pertama dan segera pergi ke dokter.

Bila Anda memiliki berbagai pertanyaan seputar kondisi ini, konsultasikan ke dokter Anda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Share This
5 Jenis Cedera Lutut yang Sering Terjadi dan Pengobatannya
Link Enlarge

5 Jenis Cedera Lutut yang Sering Terjadi dan Pengobatannya

Bali Royal Hospital May 30, 2022 Artikel 0

Cedera lutut adalah salah satu jenis cedera yang paling sering terjadi. Pada kelompok atlet saja, diperkirakan sebanyak 2,5 juta atlet mengalami cedera lutut setiap tahunnya. Penanganan cedera ini bisa berupa perawatan yang sederhana hingga harus melakukan operasi. Hal ini tergantung dengan jenis cedera lutut dan tingkat keparahan yang Anda alami.

Berbagai jenis cedera lutut yang sering terjadi

Lutut sakit saat mengalami cedera bisa terjadi akibat berbagai aktivitas fisik, seperti olahraga, terjatuh, atau terbentur sesuatu. Nyeri, bengkak, kesulitan menahan beban, dan ketidakstabilan gerak merupakan beberapa gejala umum yang biasanya terjadi.

Ada beberapa macam cedera lutut yang perlu Anda ketahui. Dengan mengetahui jenis yang umum terjadi, maka memudahkan proses pengobatan yang Anda lakukan.

Berikut adalah berbagai jenis cedera lutut dan penjelasannya yang sering terjadi.

1. Keseleo atau terkilir

Keseleo atau terkilir sering kali terjadi ketika Anda mengalami cedera lutut. Bagian yang terkilir adalah ligamen atau jaringan ikat lutut. Jaringan ikat ini berfungsi melindungi tulang dan sendi serta menentukan ruang gerak dari tulang, karenanya bagian ini bersifat lentur dan fleksibel.

Lutut keseleo atau terkilir biasanya terjadi akibat melakukan beberapa olahraga, seperti sepak bola dan bola basket. Kedua olahraga ini membuat atlet sering kali mengalami pendaratan yang salah ketika melompat dan kaki bergerak dengan cepat.

Gejala yang ditimbulkan saat Anda mengalami kondisi ini adalah sakit dan nyeri ketika berjalan, serta warna kemerahan di sekitar daerah yang terkilir.

2. Cedera meniskus

Meniskus adalah bantalan sendi lutut yang berbentuk seperti cincin dan berperan mencegah lutut mengalami benturan dan menghindari tulang lutut bergesekan dengan tulang lainnya.

Cedera ini ditandai dengan robekan meniskus dan menimbulkan rasa nyeri, pembengkakan, serta lutut menjadi kaku. Kondisi ini biasa terjadi akibat Anda melakukan olahraga, di mana lutut terbentur sesuatu.

3. Patah tulang lutut

Patah tulang atau fraktur lutut terjadi akibat trauma, seperti jatuh, mengalami kecelakaan, atau cedera saat olahraga. Penderita tulang keropos atau osteoporosis terkadang juga bisa mengalami kondisi ini hanya karena salah melangkah.

Bagian tulang yang biasa mengalami patah adalah tulang tempurung lutut (patela). Jika Anda mengalami patah tulang, dokter akan menganjurkan tindakan medis, seperti operasi untuk memperbaiki kondisi ini sesegera mungkin.

4. Overuse

Overuse terjadi ketika lutut terlalu sering Anda gunakan dan kemudian timbul gangguan, seperti patellofemoral pain syndrome yang lebih banyak terjadi pada atlet lari dan sepeda. Nyeri yang muncul biasanya terasa pada bagian lutut atau belakang lutut.

Keparahan sakit yang dialami penderita cedera lutut ini bisa berbeda-beda. Tingkat keparahan dan rasa sakitnya akan meningkat jika Anda melakukan aktivitas berat. Kondisi ini bisa sembuh apabila Anda mengurangi aktivitas sementara dan beristirahat yang cukup.

5. Dislokasi

Dislokasi dapat terjadi karena benturan keras dan cedera pada lutut pada saat berolahraga atau mengalami kecelakaan. Kondisi ini dapat memengaruhi bagian sendi dan tempurung lutut.

Dislokasi sendi lutut adalah cedera langka, namun dapat menimbulkan kerusakan parah pada anatomi lutut, pembuluh darah, dan saraf di sekitarnya. Sehingga, kondisi ini perlu penanganan darurat dan prosedur beda.

Sementara, dislokasi tempurung lutut (patela) dapat terjadi saat bagian ini bergeser ke sisi lutut. Pengobatan kondisi ini berupa pengembalian tempurung lutut ke posisi semula dan terapi fisik.

6. Cedera ACL

Anterior cruciate ligament (ACL) adalah salah satu dari empat ligamen yang menghubungkan tulang kering dan tulang paha. Cedera ACL lebih rentan pada beberapa orang yang sering melakukan aktivitas olahraga, seperti sepak bola dan basket.

Cedera akibat robeknya ACL biasanya disebabkan karena mengubah arah dengan cepat atau salah mendarat setelah lompatan. Kondisi ini umumnya terjadi bersamaan dengan bagian, seperti meniskus dan ligamen lainnya.

7. Bursitis

Bursitis adalah cedera sendi yang memengaruhi bagian bursa, yakni kantong lendir berisi cairan yang berfungsi melindungi bagian luar sendi lutut sehingga tendon dan ligamen dapat bergerak mulus pada sendi.

Kondisi yang juga disebut sebagai radang kantung lendir lutut ini bisa terjadi saat bursa mengalami iritasi atau infeksi, sehingga meradang dan menimbulkan rasa sakit pada lutut.

Apa saja pertolongan pertama pada cedera lutut?

Saat mengalami cedera, Anda harus segera mendapatkan pertolongan dalam 48 hingga 72 jam pertama. Dikutip dari Better Health Channel, saran pertolongan pertama saat mengalami cedera lutut antara lain sebagai berikut.

  • Segera hentikan semua aktivitas fisik yang Anda lakukan.
  • Jangan memaksakan untuk berjalan dan sebaiknya istirahatkan sendi lutut.
  • Gunakan kompres es selama 15 menit setiap beberapa jam untuk mengurangi rasa sakit, bengkak, dan perdarahan internal.
  • Hindari menggunakan air hangat atau balsem saat mengalami cedera lutut.
  • Perban lutut dengan kuat untuk mencegah pergeseran apabila mengalami patah tulang atau dislokasi sendi.
  • Berbaring telentang dan angkat ke atas pada kaki yang cedera.
  • Hindari hal-hal yang mendorong perdarahan dan pembengkakan pada lutut, seperti pemberian alkohol dan memijat persendian.

Jika Anda mengalami rasa sakit parah, pembengkakan, mulai pincang, hingga tidak bisa menggerakan lutut, sebaiknya segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis.

Baca Juga: Cara menghindari cedera lutut

Secara umum pengobatan cedera lutut secara medis terbagi dua, yakni perawatan non-bedah dan perawatan bedah.

Perawatan non-bedah

Jika Anda mengalami cedera lutut dengan tingkat keparahan ringan hingga sedang, beberapa tindakan sederhana berikut bisa membantu untuk mengatasinya.

  • Imobilisasi. Perawatan untuk mencegah lutut Anda bergerak selama proses pemulihan. Penderita patah tulang akan menggunakan gips untuk menahan tulang di tempatnya hingga sembuh.
  • Fisioterapi. Metode terapi fisik dan latihan khusus untuk mengembalikan fungsi lutut dan memperkuat otot kaki kembali.
  • Obat-obatan. Konsumsi obat anti-inflamasi non steroid, seperti aspirin dan ibuprofen bisa membantu mengurangi nyeri dan bengkak.

Perawatan bedah

Beberapa kondisi patah tulang dan cedera sekitar lutut, seperti cedera ACL robek memerlukan prosedur pembedahan untuk memulihkan fungsi kaki Anda sepenuhnya. Anda bisa menjalani dua prosedur operasi, yakni operasi artroskopi dan operasi terbuka.

  • Operasi artroskopi. Teknik bedah mikro yang melibatkan pemeriksaan bagian dalam lutut dengan memasukkan instrumen teleskop melalui sayatan kecil pada lutut.
  • Operasi terbuka. Teknik bedah melalui sayatan yang lebih besar agar ahli bedah lebih mudah memperbaiki struktur lutut yang cedera.

 

 

Share This
Link Enlarge

5 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Mencegah Infeksi

Bali Royal Hospital May 24, 2022 Artikel 0

Tahukah Anda bahwa penularan penyakit infeksi bisa terjadi kapan pun, di mana pun, dan lewat perantara apa pun, bahkan dari hal-hal yang tidak Anda sadari? Inilah mengapa pencegahan infeksi hari dimulai dari hal kecil yang Anda lakukan sehari-hari.

Berikut berbagai kebiasaan yang bisa Anda praktikkan.

1. Rutin mencuci tangan

Tangan menjadi bagian tubuh yang paling sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Mulai dari mengeluarkan uang, memegang kenop pintu, hingga bersalaman dengan orang yang Anda temui bisa membuat tangan tidak lagi steril.

Padahal, mikrob penyebab penyakit infeksi akan terus menempel di tangan hingga Anda membersihkannya. Bakteri yang tak kasatmata membuat tangan seolah tampak bersih sehingga Anda langsung makan tanpa mencuci tangan terlebih dulu.

Akibatnya, sakit perut, diare, dan masalah pencernaan lainnya bisa menyerang Anda. Sebagai cara mencegah penyebaran infeksi yang berasal dari tangan, Anda perlu menerapkan kebiasaan mencuci tangan ini.

Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan gerakan cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebagai langkah pencegahan infeksi, terutama:

  • sebelum makan,
  • sebelum memegang, mengolah, dan menyiapkan makanan
  • setelah buang air besar, serta
  • setelah melakukan kontak dengan hewan, tanah, dan fasilitas umum, seperti angkutan umum.

Untuk pencegahan infeksi yang lebih optimal, usahakan untuk mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik.

Bersihkan seluruh bagian tangan dari mulai telapak dan punggung tangan hingga sela-sela jari serta kuku. Bilas dengan air mengalir dan keringkan tangan menggunakan tisu atau lap kering yang bersih.

2. Gunakan masker mulut

Udara yang setiap hari Anda hirup tidak terlepas dari bakteri, virus, dan parasit yang bisa masuk dan menyerang sistem kekebalan tubuh Anda. Apalagi jika Anda sering menggunakan fasilitas umum. Menutupi hidung dan mulut dengan menggunakan masker menjadi salah satu cara efektif untuk mencegah penyebaran infeksi bakteri, virus, maupun mikrob lain yang bisa menyebabkan penyakit.

Penularan penyakit di angkutan dan tempat-tempat umum bisa terjadi dengan sangat cepat, terlebih jika Anda bersebelahan dengan orang sakit yang bersin atau batuk.

Cara ini pula yang umumnya menjadi cara penularan beberapa penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus, seperti flu dan COVID-19. Virus yang dikeluarkan saat batuk atau bersin dapat terhirup sehingga membuat Anda tertular penyakit tersebut. Untuk mencegah infeksi dari kontak dekat di tempat umum dan ruangan tertutup, lindungi diri Anda dengan menggunakan masker wajah.

Baca Juga: Pantangan Bagi Penderita Sinusitis, Mulai dari Aktivitas Sampai Makanan

3. Jangan berbagi barang pribadi

Sikat gigi, handuk, sapu tangan, dan alat makan termasuk barang pribadi yang sebaiknya tidak dipinjamkan kepada orang lain. Menggunakannya secara bergantian bisa membuat barang-barang tersebut menjadi sumber penularan penyakit infeksi.

Walaupun orang yang hendak meminjam terlihat sehat, Anda tidak pernah tahu kondisi kesehatan seseorang dari luarnya saja. Begitu pun sebaliknya, Anda juga bisa menularkan penyakit karena kebiasaan berbagi alat makan dengan orang lain. Oleh karena itu, menggunakan barang pribadi tanpa meminjamkannya pada orang lain menjadi kebiasaan yang penting diterapkan untuk pencegahan penyakit infeksi.

Kebiasaan ini tak hanya bermanfaat untuk melindungi kesehatan Anda, tapi juga mencegah penularan infeksi pada orang lain di sekitar Anda.

4. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan kotor

Menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan kotor bisa memindahkan kuman yang ada di tangan ke dalam tubuh. Hidung memiliki suhu hangat dan lembap sehingga menjadi tempat favorit virus dan bakteri untuk berkembang biak.

Selain itu, mata dan mulut merupakan bagian tubuh yang dilapisi jaringan basah (mukosa). Hal ini membuat bakteri lebih mudah terperangkap, lalu hidup dan berkembang dalam jaringan. Sebagai cara mencegah infeksi, jangan sentuh ketiga bagian ini dan bagian tubuh lainnya saat tangan dalam keadaan kotor. Sebelum menyentuh mata, hidung, dan mulut, pastikan Anda mencuci tangan dengan sabun terlebih dulu.

5. Jangan jajan sembarangan

Apakah Anda termasuk orang yang senang jajan? Jika ingin mencegah infeksi, mulai sekarang pastikan Anda lebih jeli lagi sebelum membeli makanan di pinggir jalan. Ini karena makanan yang dibeli di luar tidak terjamin kebersihannya, baik dari proses pembuatannya maupun penyimpanan.

Untuk itu, pandai-pandailah dalam memilih jajanan. Bukannya tidak boleh, tetapi cobalah untuk membeli makanan yang ditaruh di etalase tertutup untuk pencegahan infeksi. Hindari kebiasaan jajan sembarangan, apalagi memilih membeli makanan yang dibiarkan terbuka tanpa penutup apa pun.

Makanan yang dibiarkan terbuka akan lebih mungkin terkontaminasi zat lain yang bisa menimbulkan infeksi. Selain itu, coba perhatikan apakah penjual memperhatikan kebersihan dagangannya yang terlihat dari kebersihan etalase dagangan dan perlengkapan makan yang digunakannya.

Sumber: hellosehat.com

Share This
  • 14
  • 15
  • 16
  • 17
  • 18
  • 19
  • 20

Layanan Unggulan

  • Royal Sport Therapy

Layanan Khusus

  • Royal Orthopaedi Services
  • Royal Beauty Clinic
  • Laser Urology & ESWL
  • Hemodialisa
  • Dry Needling

Informasi

  • BPJS Kesehatan
  • BPJS Ketenagakerjaan

Hubungi Kami

Address: Jl. Tantular No. 6 Renon, Denpasar - Bali
Phone: (+62361) 222 588
Mobile: +6281 33 755 0 555
Fax: +62361 226 051
Email: info@baliroyalhospital.co.id
Website: www,baliroyalhospital.co.id

Powered by: Bali Royal Hospital

Top